Para pelaku industri logistik perlu mencari solusi bersama untuk menekan biaya logistik di tanah air. Satu diantara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi operasional di semua mata rantai industri logistik.
“PMLI sebagai perusahaan yang fokus pada pengembangan dan pendidikan logistik di tanah air terus mengembangkan kompetensi tenaga profesional di bidang kepelabuhanan, agar kinerja tenaga kepelabuhanan semakin efisien. Efisiensi waktu, tenaga dan biaya operasional akan berujung pada turunnya biaya logistik nasional,” kata Amri Yusuf, Direktur Utama PT Pedidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI), usai menandatangani kerja sama pengembangan kompetensi tenaga professional di industri logistik, dengan Chartered Institute of Logistics &Transport Indonesia (CILT Indonesia).
Amri menjelaskan, CILT Indonesia merupakan lembaga internasional yang memberikan pelatihan dan sertifikasi di bidang logistik dan transportasi bagi para eksekutif yang berkecimpung di dunia logistik. Kolaborasi ini semakin relevan dengan kebutuhan saat ini, mengingat saat ini para pelaku industri logistik tengah berupaya menurunkan biaya logistik nasional.
Sebelumnya, Bambang Brodjonegoro Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, mengakui bahwa beban biaya logistik di Indonesia masih tinggi, yakni sebesar 24 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa Negara di Asia. Di Vietnam, misalnya, biaya logistik 20 persen dari PDB, sedangkan Thailand 15 persen.
Menurut Amri, Indonesia adalah salah satu pasar dengan industri logistik dan transportasi yang berkembang pesat. Satu diantara pemicu pertumbuhan yang signifikan terletak pada pertumbuhan yang cepat di bisnis e-commerce.
“Kondisi ini sebenarnya bisa menjadi peluang. Penyedia layanan logistik (LSP) perlu bergerak maju untuk mencari model bisnis baru yang semakin kompetitif dan menguntungkan,” kata dia.
Dia mengatakan, selama lima tahun terakhir, Indonesia telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur yang dirancang untuk menurunkan biaya logistik yang relatif tinggi yang menghambat bisnis di negara kepulauan yang luas di 17.000 pulau. Program Jalan Tol Laut pemerintah, misalnya, berangkat untuk memperbaiki infrastruktur kelautan Indonesia yang sudah menua dan tidak efisien, termasuk pembangunan hingga 35 pelabuhan baru.(faz/dwi/rst)