Usaha Mikro, Kecil, Menengah Makanan Minuman (UMKM Mamin) berbasis layanan digital di Surabaya menyumbang kontribusi ekonomi sebesar Rp 1,6 Triliun selama tahun 2018. Ini terungkap dari penelitian yang digelar Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LDFEB UI) selama November 2018 hingga Januari 2019 lalu.
Paksi C.K. Walandouw Wakil Kepala LD FEB UI sekaligus Ketua Peneliti mengatakan, mereka mengambil sampel dari UMKM Makanan yang tergabung menjadi mitra Go-Food. Dari 100 responden yang diteliti, pertumbuhan kontribusi mitra UMKM Go-Food naik delapan kali lipat dibanding 2017.
Kontribusi ini dihitung dari selisih pendapatan Mitra sebelum dan sesudah mereka bergabung dalam layanan digital yang disediakan oleh Go-Food.
“98 persen mitra UMKM mengalami kenaikan volume transaksi dengan rata-rata peningkatan omzet sebesar Rp 6,4 juta per UMKM per tahun,” kata Paksi usai menggelar konferensi pers di Surabaya pada Jumat (24/5/2019).
Paksi mengatakan, peningkatan itu antara lain disebabkan oleh adany optimalisasi fitur teknologi yang dilakukan oleh Go-Jek kepada Go-Food sehingga makin gencar digunakan oleh mitra UMKM.
Ekonomi digital, bagi Paksi disebut sebagai enabler, atau pengaktif jasa makanan minuman yang ada di Surabaya. Peningkatan omzet ini juga bisa dinilai sebagai keberhasilan ekonomi digital dalam meningkatkan penjualan UMKM.
“81 persen mitra UMKM menyatakan mereka pertama kali go-online saat bergabung ke Go-Food. Sedangkan, 69 persen UMKM menginvestasikan kembali pemdapatannya dari Go-Food ke usaha mereka,” pungkasnya. (bas/dwi/rst)