Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi ini melemah sebesar 25 poin menjadi Rp14.475 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.450 per dolar AS, seiring antisipasi pasar terhadap data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Ariston Tjendra Kepala Riset Monex Investindo Futures, di Jakarta, Kamis (3/1/2018) mengatakan rilis data tenaga kerja dan data indeks manufaktur Amerika Serikat sedang menjadi fokus pelaku pasar, di tengah situasi itu dolar AS cenderung terapresiasi.
“Namun jika data itu menunjukan adanya perlambatan ekonomi di AS, maka dapat membalikan arah pergerakan dolar AS dan berdampak positif pada rupiah,” katanya, seperti ditulis Antara.
Menurut dia, penguatan rupiah akan terbantu dari dampak permintaan terhadap mata uang yen Jepang sebagai safe haven di tengah masih kuatnya kekhawatiran pasar terhadap perekonomian global.
“Penguatan mata uang itu dapat berdampak positif bagi mata uang sekitar,” katanya.
Sementara itu Ahmad Mikail Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan inflasi Indonesia tahun kalender Januari-Desember 2018 sebesar 3,13 persen, terbilang cukup terkendali.
“Terkendalinya inflasi sepanjang tahun 2018 itu dapat menjadi katalis positif bagi rupiah,” katanya. (ant/dim/ipg)