Sejumlah komoditas di Jawa Timur berpotensi memasuki celah ekspor yang menganga akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang tak kunjung reda.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim mencatat, setidaknya ada 10 komoditas yang berpeluang menggantikan ekspor China ke AS, yang sekarang mulai digantikan Vietnam.
Drajat Irawan Kepala Disperindag Jatim menyebutkan, 10 komoditas yang dibutuhkan AS itu terutama pakaian jadi dan alas kaki. Jatim, kata Drajat, punya cukup banyak industri penghasil keduanya.
“Nilai impor AS untuk pakaian jadi itu USD 27,7 miliar. Vietnam mulai menggantikan China. Ekspor Indonesia yang sudah masuk ke AS baru USD 4,5 miliar,” kata Drajat di Surabaya, Rabu (11/12/2019).
Sedangkan untuk alas kaki, nilai ekspor alas kaki dari Indonesia ke AS mencapai USD 1,5 miliar. Masih sebagian kecil dari pemenuhan alas kaki AS dari Italia yang nilainya mencapai USD 14 miliar.
“Nah, Jawa Timur ini sangat berpotensi mengisi lebih besar ekspor dua komoditas itu. Kita juga bisa mengisi furnitur, karet, kayu, elektronik, tas, mainan, kertas, dan perhiasan,” ujarnya.
Tidak hanya celah ekspor ke AS yang terbuka lebar untuk Jawa Timur, perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia sejak 2018 itu juga membuka peluang ekspor ke China.
Drajat bilang, Jawa Timur bisa meningkatkan ekspor produk hasil olahan ikan, produk kimia, besi-baja, tembaga, batu bara, bubur kayu, plastik, bahan kimia organik dan mesin-mesin ke China.
“Upayanya, kami perhatikan betul sentra-sentra industri di Jawa Timur. Terutama ikan, pulp, pakaian jadi. Sekarang sudah mulai. Kami akan terus mendorong dan memfasilitasi,” ujarnya.
Tidak hanya ke dua negara yang berseteru panjang itu, Jatim juga akan meningkatkan ekspor ke sejumlah negara langganan lainnya. Di antaranya Jepang, Singapura, Korea, India, Swiss, Vietnam, dan Belanda.(den/ang/ipg)