Peminat Pesawat Turun Karena Harga Tiket Naik

Nafhan Syahroni Kepala Kantor Otoritas Bandara (Otban) Wilayah III mengatakan, penurunan penumpang yang diprediksi saat angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 ini terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya karena sudah banyak tersambung jalan tol dan naiknya harga tiket pesawat.

“Khususnya di wilayah Jawa itu karena adanya jalan tol. Lalu kemarin kita tahu bahwa harga tiket mengalami kenaikan meskipun tidak melebihi batas atas,” ujar Nafhan usai membuka Posko Nataru di Lobby Terminal I Bandara Internasional Juanda.

Menurut Nafhan, ada 16 Bandara yang diawasi oleh Otban Wilayah III. Khusus layanan angkutan Nataru ada 6 Bandara yakni Bandara Juanda, Bandara Adisucipto, Yogyakarta International Airport, Bandara Solo, Bandara Semarang dan Bandara Banjarmasin.

“Untuk Nataru, yang menjadi fokus kami di 6 bandara. Harga tiket juga kami lakukan pengawasan. Dari pengawasan kami tidak ada yang melebihi batas atas,” katanya.

Nafhan berharap para airline masih konsisten dengan ketentuan batas atas dalam penjualan tiket. Tidak ada yang menaikkan harga tiket terlalu tinggi.

“Kamu berharap para airline konsisten dengan ketentuan batas atas. Jangan sampai ada yang menaikkan terlalu tinggi hingga merugikan masyarakat,” katanya.

Sebelumnya, Heru Prasetyo General Manager Bandara Internasional Juanda mengatakan, diperkirakan akan terjadi penurunan jumlah penumpang dan pesawat pada periode Posko Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Tren penurunan ini terjadi secara nasional.

Heru mengatakan, jika dibandingkan dengan periode Natal Tahun Baru sebelumnya, pada periode Posko Natal Tahun 2019 dan Tahun Baru 2020, pergerakan penumpang diprediksi sejumlah 873.178 atau turun sebesar 4,87 persen sementara jumlah pergerakan pesawat selama periode Posko diperkirakan sejumlah 6.581 atau mengalami penurunan sejumlah 5,72 persen.

“Namun jika perbandingannya antar bulan berjalan, prediksi kami di bulan Desember tren pergerakan penumpang dan pesawat akan positif, yakni sebesar 3,03 persen untuk penumpang dan sebesar 2,8 persen untuk pergerakan pesawat,” ungkap Heru. (bid/dwi/ipg)