Parlemen Inggris pada Selasa (15/1/2019) memilih untuk menolak kesepakatan Brexit, yang semakin mempersulit kepergian bersejarah negara itu dari Uni Eropa (UE).
Anggota parlemen memberikan suara dengan hasil 432-202 untuk menentang kesepakatan yang dicapai antara pemerintah Inggris dan UE setelah debat lima hari.
Hasil pemungutan suara di parlemen itu disebut-sebut sebagai simbol kekalahan terburuk pemerintah dalam sejarah modern Inggris.
Theresa May Perdana Menteri Inggris memiliki tiga hari untuk kembali ke parlemen dengan “Rencana B”.
Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret.
Jeremy Corbyn, pemimpin buruh, mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintah menyusul kekalahan itu. Mosi akan diperdebatkan di dewan perwakilan rakyat (house of commons) pada Rabu (16/1/2019) waktu setempat.
Dalam pembelaan di menit terakhir menjelang pemungutan suara, Perdana Menteri May mengatakan pemungutan suara yang dilakukan para politisi akan menjadi sejarah dalam karier politik mereka.
Dia mengatakan keputusan itu akan menentukan Inggris selama beberapa dekade mendatang. Demikian laporan Antara yang dikutip dari Xinhua.(ant/iss/ipg)