Ignasius Jonan menteri ESDM mengatakan Jaringan Gas (Jargas) dapat mengurangi impor dan menghemat devisa. Pasalnya, saat ini kebutuhan LPG (Liquid Petroleum Gas) nasional dalam setahun mencapai 6,5 juta ton. Sedangkan yang diproduksi sendiri di dalam negeri hanya mencapai 2-2,5 juta ton. Artinya, ada 4-4,5 juta ton LPG yang harus diimpor oleh Indonesia dengan nilai Rp35-40 triliun.
“Penghematan di rumah tangga mungkin hanya Rp20 ribu per bulannya (jika menggunakan jargas, red). Tapi penghematan yang dilakukan Indonesia bisa mencapai triliunan rupiah,” kata Jonan ketika memberi sambutan pada peresmian Jargas rumah tangga di Pesantren As-Salafiyah, Pasuruan pada Selasa (8/1/2019).
Tak hanya keuntungan bagi negara, Jonan juga mengatakan bahwa jargas untuk rumah tangga memiliki aliran gas alam yang bersih. Tak hanya itu, gas bumi dinilai jauh lebih aman karena jargas memiliki tekanan yang lebih rendah dari LPG.
“Sehingga jika terjadi kebocoran, gas langsung naik ke udara bebas. Tidak mengendap seperti LPG,” ujarnya.
Dikesempatan sama, Gigih Prakoso Direktur Utama PGN menambahkan, pembangunan jargas rumah tangga merupakan upaya nersama menciptakan ketahanan energi nasional. Ia mengklaim, pembangunan jargas merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam pembangunan ekonomi nasional. (bas/iss/ipg)