Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur memperkuat kerja sama dagang dengan Sumatera Utara (Sumut) melalui penawaran pelatihan inseminasi buatan dan dolomit untuk lahan kelapa sawit.
Saat kunjungan kerja ke Sumut pada Jumat (27/12/2019) dan Sabtu (28/12/2019), Khofifah bertemu Edy Rahmayadi Gubernur Sumut dan Musa Rajeksha Wakil Gubernur Sumut. Mereka matangkan penguatan.
Khofifah mengatakan, potensi hubungan dagang antara Jatim dengan Sumut sangat besar. Banyak komoditas dari Jatim yang bisa dikirim ke provinsi dengan jumlah penduduk sekitar 15 juta jiwa itu.
Demikian pula sebaliknya. Banyak komoditas dari Sumut yang bisa masuk ke Jatim sehingga terjalin hubungan hubungan dagang yang lebih erat antara kedua provinsi tersebut.
“Sampai sekarang, Sumut masih impor daging dari Australia. Jatim menawarkan kerja sama training petugas inseminasi buatan melalui Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari,” kata Khofifah.
Tujuan kerja sama pelatihan ini, kata Khofifah, supaya budidaya sapi di Sumut semakin kuat, lalu Sumut bersama Jatim bisa sama-sama menuju swasembada daging, tidak bergantung impor.
Khofifah dalam keterangan tertulis yang dilansir oleh Humas Pemprov Jatim mengklaim, keberhasilan Jawa Timur mengembangkan inseminasi buatan sudah teruji dalam skala nasional.
Kementerian Pertanian pun telah menunjuk Jawa Timur menjadi tutor bagi provinsi lain di Indonesia yang menjadi produsen sapi potong dalam hal pelatihan pengembangan inseminasi buatan.
Pengembangan inseminasi buatan di Jatim selama ini telah dilakukan oleh BBIB Singosari yang merupakan Badan Layanan Usaha (BLU) Kementerian Pertanian RI di Jawa Timur.
Karena itu Khofifah bilang, potensi pengembangan inseminasi buatan di Sumut bisa dikembangkan bersama BBIB Singosari melalui pelatihan maupun penyediaan semen beku inseminasi buatan.
“Potensi lainnya, Sumut ini punya lahan sawit sangat besar, di sisi lain Jatim punya dolomit yang cukup besar. Nah, kan, ketemu benang merahnya,” ucap Khofifah bersemangat.
Pupuk dolomit, kata Khofifah, sangat berguna untuk menyuburkan lahan pertanian kelapa sawit. Dia berharap melalui penguatan ini, kerja sama dagang kedua provinsi berskala lebih besar.
Sejumlah komoditas yang selama ini telah disuplai oleh Jawa Timur antara lain bawang merah, garam, bola lampu, buah mangga, material bangunan, mie soun, semen bulk, pupuk, steel plates, dan telur.
Sedangkan komoditas dari Sumut yang selama ini memenuhi kebutuhan Jawa Timur antara lain batu bara, cetakan, konveksi, hasil laut, hewan, crude palm oil, semen dan lain-lain.
“Koordinasi dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Alhamdulillah, berjalan baik. Kami terus menyisir bagaimana potensi perdagangan dalam negeri bisa maksimal.”
Hasil koordinasi itu, rencananya pada awal 2020 mendatang Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut akan berkunjung ke Jatim untuk menindaklanjuti peluang kerja sama perdagangan kedua provinsi.
Selain itu, akan ada rencana pertemuan teknis Tim Dagang Jatim dan Sumut untuk persiapan misi dagang pada awal 2020 menindaklanjuti dan memaksimalkan hubungan dagang Jatim-Sumut.
“Total penduduk Indonesia mencapai 268 juta orang. Artinya, ini potensi pasar yang sangat besar bagi perdagangan dalam negeri yang harus kita garap lebih konkrit,” kata Khofifah.(den/tin/ipg)