Kementerian Perindustrian berupaya mencari investor baru pendukung sektor hilir di industri elektronik dalam negeri. Salah satunya industri semikonduktor guna menghasilkan substitusi bahan baku impor, sekaligus mendorong produktivitas agar bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.
“Saat ini, pemerintah sedang menargetkan dua hal, investasi dan ekspor. Untuk itu, pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan memberikan kemudahan izin usaha serta fasilitas insentif fiskal dan nonfiskal,” kata Harjanto Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Minggu (22/9/2019).
Menurut Harjanto, pihaknya membidik produsen semikonduktor sebagai salah satu sektor yang bakal menguatkan struktur industri elektronik di Indonesia. “Karena, dengan adanya investasi itu, kami optimistis industri kita juga bisa lebih berdaya saing,” kata dia, dilansir Antara.
Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri elektronik merupakan satu dari lima sektor manufaktur di Tanah Air yang sedang diprioritaskan pengembangannya agar siap menghadapi era industri 4.0. Selain itu, agar menjadi motor penggerak dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jadi, peta jalan itu bertujuan untuk mengakselerasi pertumbuhan industri agar berdaya saing di tengah kompetisi global serta fokus pada upaya peningkatan ekspor sebagai penghela pertumbuhan ekonomi,” ujar Harjanto.
Asprirasi besarnya adalah, lanjut Harjanto, mendorong Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) di dunia.
Diketahui, Janu Suryanto Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin mengemukakan, pemerintah fokus mendorong industri elektronik di dalam negeri agar tidak hanya terkonsentrasi pada perakitan, tetapi juga terlibat dalam lingkaran rantai pasok bernilai tambah tinggi.
Langkah strategis ini diwujudkan antara lain melalui peningkatan investasi. Sepanjang tahun 2018, nilai investasi industri elektronik menyentuh di angka Rp12,86 triliun, naik dibanding tahun 2017 sebesar Rp7,81 triliun.
“Tahun ini, ditargetkan ada beberapa investasi baru yang akan masuk, yang secara total nilainya mencapai Rp1,3 triliun dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 248,5 ribu orang,” ungkapnya.
Janu mengemukakan, investor tersebut di antaranya dari industri semikonduktor dan komponen elektronik, industri peralatan listrik rumah tangga, industri komputer, barang elektronik, dan optik, serta industri peralatan teknik. Mereka itu, di antaranya PT Sammyung Precision Batam, PT Simatelex Manufactory Batam, PT Pegatron Technology Indonesia, dan PT Siix Electronics Indonesia. (ant/ang)