Senin, 25 November 2024

Kadin Jatim Kirim Tim ke Jerman Untuk Belajar Pendidikan Vokasi

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Sebanyak 31 anggota delegasi studi banding Pendidikan Vokasi ke Jerman yang berasal dari berbagai lembaga. Foto: Istimewa

La Nyalla Mahmud Mattalitti Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, menyambut baik undangan Jerman untuk melakukan studi banding program pendidikan vokasi di negara tersebut. Oleh karena itu, pihaknya mengirimkan tiga orang pengurus Kadin Jatim untuk menggali dan belajar di sana.

La Nyalla mengatakan, di era industri 4.0 pendidikan vokasi atau kejuruan menjadi semakin penting untuk mengangkat daya saing ekonomi. Sebab, melalui pendidikan vokasi yang terprogram secara baik, akan tercipta tenaga kerja dengan kompetensi sesuai kebutuhan pasar atau dunia industri.

“Namun, pendidikan vokasi jangan hanya sebatas program pemagangan singkat selama 2-3 bulan seperti yang lazim berlangsung selama ini di berbagai perusahaan/industri. Pendidikan kejuruan perlu digarap lebih serius dan intens dengan mengadopsi sistem yang telah berjalan baik seperti di Jerman,” ujar La Nyalla dalam edaran pers yang diterima redaksi suarasurabaya.net, Kamis (20/2/2019).

Studi banding tersebut diikuti 31 anggota delegasi yang berasal dari Kadin pusat dan daerah (Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY), Bappenas, Kemendikbud, Kementerian Pertanian, Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi Jawa timur, unsur pemerintah daerah, dan para pelatih tempat kerja di berbagai industri.


Adik dwi Putranto (di podium) Wakil Ketua Umum Kadin Jatim dan sekaligus ketua BKSP (Badan Kordinasi sertifikasi profesi) Jatim saat studi banding Pendidikan Vokasi ke Jerman. Foto: Istimewa

La Nyalla menyampaikan, pengembangan vokasi di Indonesia sebenarnya memiliki modal besar karena ada komitmen tinggi dari Joko Widodo Presiden. Karena belum ada regulasi dari pusat yang bisa menjadi pedoman bagi semua elemen untuk menjalankan program vokasi secara terintegrasi.

“Sebagai perbandingan, Jerman memiliki BiBB (Bundesinstitut fur Berufsbildung atau Federal Institut for Vocational Education and Training). Undang-undang yang mengatur tentang pendidikan vokasi sudah ada sejak 1969,” tambahnya.

Lebih lanjut La Nyalla mengatakan, pendidikan vokasi sistem ganda yang mengadopsi Jerman ini memiliki pengalaman panjang. Nantinya akan disesuaikan dengan kondisi Indonesia dan Jatim.

“Tidak bisa serta merta copy paste, tapi karena perbedaan budaya dan kondisi ekonomi, namun bisa kita adopsi sebagai perbandingan dan disesuaikan dengan budaya dan sistem perekonomian di Indonesia,” ungkapnya. (wil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
28o
Kurs