PT Inka (Persero) merupakan salah satu pemain industri yang berhasil mengekspor kereta buatan dalam negeri hingga ke tingkat internasional. Selain ke Bangladesh, PT Inka saat ini juga sedang mengerjakan kereta pesanan untuk Filipina.
Budi Noviantoro Direktur Utama PT INKA (Persero) mengatakan, kereta pesanan yang sedang dikerjakan itu di antaranya, empat rangkaian Kereta Rel Diesel (KRD), tiga lokomotif, dan 15 kereta penumpang. Dengan nilai kontrak mencapai sekitar Rp700 miliar.
Kontrak tersebut didapatkan dari pemerintah Filipina pada awal 2018 melalui lembaga perkeretaapian setempat, Philippine National Railways atau PNR. Rencananya, pengiriman kereta ke Filipina ini dimulai pada bulan Juni mendatang.
“Sekarang sedang dikerjakan di Inka. Juni mulai pengiriman. Nanti akhir tahun pokoknya sudah terkirim semua ke Filipina,” kata Budi, Minggu (20/1/2019).
Perusahaan BUMN ini juga rencananya akan menjalin kerja sama dengan Sri Lanka. Budi mengatakan, saat ini masih dalam proses dan menunggu persetujuan dari kabinet Sri Lanka.
“Saat ini masih menunggu persetujuan kabinet. Mungkin Maret. Ini bukan tender, tapi ini anggarannya dari Eximbank Indonesia yang membiayai pengadaaannya,” kata dia.
Selain giat melakukan ekspor kereta, kata dia, PT Inka saat ini juga sedang mengerjakan produksi 438 kereta pesanan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Ratusan kereta yang akan dioperasikan di Tanah Air ini, 288 kereta di antaranya sudah rampung.
“Sampai sekarang yang sudah terkirim sebanyak 288 kereta,” kata dia.
Adapun produk pesanan PT KAI tersebut, terdiri dari 31 trainset LRT (Light Rail Transit) untuk Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek). Setiap trainset terdapat enam kereta yang akan dikirim pada pertengahan 2019.
LRT Jabodetabek ini merupakan salah satu proyek strategis pemerintah dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan transportasi kepada masyarakat, yang nilai kontrak proyek mencapai Rp3,9 triliun dengan jumlah mencapai 31 rangkaian atau 186 kereta. (ang/tin/dwi)