Fattah Jasin Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur mengatakan, PT Surya Dhoho Investama anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk, yang akan membangun Bandara Kediri akan melakukan konsolidasi ulang.
“PT Surya Dhoho Investama (SDI) kaget waktu rapat di Kemenko Maritim, ternyata harus ada konsesi 30 tahun kembali ke pemerintah. Ya, mereka mikir-mikir. Tapi praktiknya, konsesi itu bisa diperpanjang,” katanya.
Fattah mengatakan, ini terjadi ketika PT Surya Dhoho Investama rapat koordinasi tentang pembangunan Bandara Kediri bersama Kementerian Perhubungan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) pekan lalu.
“Sama seperti Proyek SPAM Umbulan, 30 tahun konsesi harus balik dulu ke pemerintah, tapi teorinya bisa diperpanjang lagi, kok,” kata Fattah usai rapat koordinasi driver dengan aplikator, Senin (25/3/2019).
Bandara Kediri di Jawa Timur, kata Fattah, akan menjadi bandara pertama di Jawa Timur yang dikelola swasta. Skema Investasi yang berlaku Publik Private Partnership, pengelolaan akan dilakukan investor.
“Nanti tanggal 1 April diundang lagi rapat koordinasi bersama Kemenko Maritim dan Kemenhub di Kantor Kemenko Maritim di Jakarta. PT SDI tentu diundang. Ya, kami berharap jalan terus lah,” ujarnya.
Fattah menyayangkan hal ini. Menurutnya, peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Bandara Kediri sebenarnya dijadwalkan Maret ini. Karena adanya rencana konsolidasi ulang PT SDI, rencana itu sudah pasti mundur.
Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan, pada sekitaran April tahun lalu menyatakan harapannya, bandara yang dapat memfasilitasi 15 juta penduduk di 10 kabupaten/kota di Jawa Timur itu bisa dibangun akhir 2018 lalu soft launching tahun ini.
Rencananya, Bandara Kediri akan dibangun dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter. Pada tahap awal, panjang landas pacu yang akan dibangun sepanjang 2.400 meter dengan nilai total investasi diperkirakan Rp5 triliun.
Pada awal 2018 lalu, kata Budi, pembangunan Bandara Kediri masuk tahap penetapan lokasi dan penetapan desain. Bahkan, jajaran pemerintah daerah hingga TNI AU sudah mendukung rencana pembangunan bandara ini.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, saat itu, juga mempersiapkan penetapan lokasi lahan bandara. Total lahan yang akan digunakan seluas 457 hektare, yang sebagian besar sudah dimiliki PT Gudang Garam Tbk.
Proses pembebasan lahan runway dan perkantoran Bandara Kediri sebenarnya bahkan sudah rampung 90 persen pada Juli 2017 lalu. Masykuri Iksan Wakil Bupati Kediri saat itu mengatakan, runway sepanjang 2.500 diproyeksikan untuk pesawat berbadan besar.
Lokasi Bandara Kediri itu ada di perbukitan dengan tinggi maksimal 2.000 MDPL dengan letak strategis, sekitar 20 kilometer dari tol Kertosono-Solo dan Kertosono-Surabaya. Menurut hasil kajian saat itu, Masykuri mengatakan, lokasi itu sangat ideal untuk bandara.
Saat itu Masykuri berharap, maksimal pada 2020 mendatang Bandara Kediri itu sudah bisa beroperasi dengan potensi penumpang di atas 2 juta setiap tahun dari Jatim bagian barat.
Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur di awal masa kerjanya, Februari lalu, juga mendorong agar pembangunan Bandara Kediri dikebut agar pariwisata di kawasan selatan semakin maju.
Suami Arumi Bachsin itu mengatakan, Bandara Kediri akan menjadi penentu peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah Mataraman. Tidak hanya pariwisata, perdagangan dan investasi di kawasan selatan juga bergantung pada bandara itu.
Waktu itu di meminta pembangunan Bandara Kediri dikebut 1,5 bulan ke depan. Dia telah berkoordinasi dengan Haryanti Sutrisno Bupati Kediri, yang menurutnya juga akan mengupayakan agar pembangunan bandara dikebut.
Emil bahkan memastikan, Pemprov Jatim akan menyuport pembangunan bandara baru di Jawa Timur ini dengan memastikan bahwa Bandara Kediri akan masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jatim.
Perlu diketahui, keberadaan Bandara Kediri ini memungkinkan penerbangan ke Singapura tanpa lewat Surabaya. Bandara itu direncanakan juga akan terkoneksi dengan stasiun kereta api dan diharapkan benar-benar bisa mengangkat potensi daerah sekitar Kediri.(den/tin/ipg)