Jumat, 22 November 2024

Ini Alasan Bawang Putih di Jatim Masih Bersandar Impor

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Antara

Drajat Irawan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur mengakui, masih ada satu komoditas bahan baku pokok di Jawa Timur yang masih mengandalkan impor untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan ini. Komoditas itu adalah bawang putih.

Bawang putih, kata dia, harus bersandar pada impor karena memang sejak awal produksi lokal di Jawa Timur masih belum mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Jawa Timur. Dari total kebutuhan bawang putih sebesar 4.690 ton, bawang putih lokal hanya memenuhi kurang dari satu persen saja.

“Rencananya, kekurangan itu akan terpenuhi dari impor dengan mendatangkan 115 ribu ton (bawang putih, red) untuk nasional dan sebagian untuk Jawa Timur. Ini sudah digelontorkan 50 ton di beberapa kota di Jawa Timur, lainnya aman,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (27/4/2019).

Kurangnya komoditas bawang putih lokal, kata Drajat, lebih karena faktor geografis akibat ketidakcocokan lahan. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, kata Drajat, sampai sekarang masih melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan komoditas ini.

Sebelumnya, berdasarkan pantauan suarasurabaya.net, harga bawang putih di Surabaya sempat mengalami kenaikan dua kali lipat. di Pasar Wonokromo, Surabaya, Kamis (25/4/2019), harga bawang putih di kisaran Rp60.000-Rp65.000 per kilogram dari harga normal di kisaran Rp30.000-Rp40.000 ribu per kilogram.

Drajat sebelumnya juga mengklaim, pascapenggelontoran puluhan ton bawang putih bersama bulog, harga bawang putih di Jawa Timur berangsur stabil. Di luar itu, dia memastikan hampir semua persediaan bahan pokok di Jawa Timur aman menjelang Ramadan. Belum ada pergerakan harga bahan pokok yang terlalu signifikan.

“Pada dasarnya semua komoditi, beras, peternakan, daging, telur, bumbu-bumbuan, cabe rawit, cabe kriting, semua aman dan masyarakat tidak perlu panik, karena sampai (Ramadan, red) selesai semua harga aman dan ketersediaan cukup,” ujarnya.

Ada komoditas lain yang sempat mengalami keterlambatan panen. Bawang merah. Namun, Drajat memastikan, menjelang Ramadan ini, stok bawang merah aman. Pasokan bawang merah untuk Jawa Timur saat ini mengandalkan sentra bawang merah di Probolinggo dan Nganjuk.

Berbeda dengan komoditas bawang, ketersediaan daging, ayam, beras, gula, cabe, dan telur, dipastikan cukup. Begitu juga untuk kisaran harga di berbagai daerah yang tidak mengalami pergerakan terlalu jauh. “Secara umum komoditi aman, sesuai harga eceran tertinggi (HET). Untuk daerah, rata-rata tidak banyak pergerakan harga,” imbuhnya.

Untuk menjaga kestabilan harga dan persediaan barang pokok, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengintruksikan Satgas Pangan Polda Jatim untuk terus memantau gudang ketersediaan pangan agar tidak ada penumpukan bahan pokok. Hal ini sekaligus untuk mencegah adanya distributor nakal yang memanfaatkan momen ramadan untuk mempermainkan harga.

Selain itu, pihaknya juga mengadakan secara rutin operasi pasar murah di setiap kota di Jawa Timur. “Kami nanti secara serentak mengadakan pasar-pasar murah dan operasi pasar mandiri. Hampir setiap bulan di setiap kota mengadakan operasi pasar murah, kemarin itu seminggu 3-4 kali,” ujarnya.(tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs