Kurs dolar Amerika Serikat menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Itu karena ekonomi Amerika Serikat mendapat dorongan oleh perkiraan penjualan ritel yang melonjak, sementara euro melemah karena data ekonomi zona euro suram.
“Perkiraan awal penjualan ritel dan jasa makanan AS untuk Maret mencapai 514,1 miliar dolar AS, naik 1,6 persen dari bulan sebelumnya, dan 3,6 persen di atas Maret 2018”, kata Biro Sensus AS, Kamis (18/4/2019).
Sebaliknya, euro tertekan oleh tanda-tanda melemahnya sektor manufaktur dan jasa di wilayah tersebut, menyebabkan kekhawatiran atas laju pertumbuhan ekonomi zona euro yang lebih lambat.
Dilansir Antara, Indeks Pembelian Manajer (PMI) Gabungan IHS Markit Zona Euro turun dari 51,6 pada Maret menjadi 51,3 pada April, mencapai level terendah tiga bulan. Angka di atas 50,0 mengindikasikan peningkatan aktivitas.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,46 persen menjadi 97,4566 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,1230 dolar AS dari 1,1298 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi 1,2988 dolar AS dari 1,3038 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7146 dolar AS dari 0,7169 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,94 yen Jepang, lebih rendah dari 112,06 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 1,0153 franc Swiss dari 1,0104 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3386 dolar Kanada dari 1,3343 dolar Kanada. (ant/ang)