Sabtu, 23 November 2024

Soekarwo: SMK Mini Solusi Hadapi Revolusi Industri 4.0

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Soekarwo Gubernur Jawa Timur saat mengunjungi Pameran SMK Mini Great Expo 2018 di JX International Surabaya, Rabu (28/11/2018). Foto: Denza suarasurabaya.net

Soekarwo Gubernur Jawa Timur menegaskan, tidak ada gunanya Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempersiapkan segala hal menuju Revolusi Industri 4.0 tanpa adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Karena itu harus ada solusi dalam hal peningkatan SDM agar Jatim benar-benar siap menyongsong Revolusi Industri 4.0. Pakde Karwo meyakini, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mini akan menjadi solusi.

SMK Mini yang kini sudah berjumlah 240 unit tersebar di seluruh Jawa Timur berfungsi sebagai Badan Latihan Kerja (BLK) non Formal yang mengadakan pelatihan pembuatan produk bagi pelajar.

Tujuan program yang diklaim satu-satunya di Indonesia ini untuk mencetak pelajar berjiwa enterpreneur yang mampu memproduksi dan menjual produknya sendiri berdasarkan pelatihan di SMK Mini.

Dengan SMK Mini ini, Soekarwo berharap kualitas skill atau keterampilan SDM di Jawa Timur semakin meningkat. Ini seperti dia sampaikan di Pameran SMK Mini Great Expo 2018 di JX International Surabaya, Rabu (28/11/2018).

Soekarwo mengatakan, peningkatan kualitas SDM harus seiring dengan proses perkembangan ilmu pengetahuan, ditunjang dengan peningkatan keterampilan.

“Saya kira SMK Mini ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas SDM kita,” ujar pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu.

Dia berharap, peserta program SMK Mini mampu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Sebab, dia meyakini, produk yang baik dan kompetitif akan menjadi rebutan di pasar dalam negeri maupun luar negeri

“Kita tidak boleh memaksakan produk kita layak jual di supermarket. Produknya harus berkualitas dulu, rasa dan packaging itu yang bisa diterima oleh pasar,” katanya.

Kerja sama dengan pihak ketiga, kata Pakde Karwo, harus diimbangi dengan standarisasi dan pemasaran produk. Tak hanya itu, agar produk dari SMK Mini bisa semakin dikenal luas, maka SMK Mini memang harus bersinergi dengan perusahaan yang sudah eksis.

Belakangan ini terjalin kerja sama SMK Mini dengan salah satu minimarket dalam negeri. Pakde Karwo menyambut baik hal ini sembari meminta Kepala SMK memprioritaskan produk berbahan bakunya dari daerah asal atau desa setempat.

Pakde Karwo juga berharap agar barang-barang produksi bisa diolah menjadi produk setengah jadi sehingga menghasilkan nilai tambah bagi industri primer dan sekunder. Peran SMK Mini adalah menciptakan dan memasarkan produk demikian.

“Jadi, jangan jual buah nangka tapi keripik nangka dengan kualitas maupun packaging yang menarik sehingga menghasilkan nilai tambah yang besar. SMK Mini bisa harus mampu menjadi pemasar produk seperti itu,” tegasnya.

Dia menegaskan, tujuan utama dari keberadaan SMK Mini ini sebenarnya untuk menekan angka pengangguran di Jawa Timur. Ini senada dengan yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Jatim.

Saiful Rachman Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim mengatakan, program SMK Mini ini fokus kepada SMK di lingkungan pondok pesantren, daerah potensial dan terpencil sejak 2014-2015.

“Pada 2018 ini jumlahnya sudah 240 SMK Mini. Tujuan program ini tidak lain untuk memutus mata rantai pengangguran yang ada di Jawa Timur,” katanya.

Dia mengeklaim, saat ini SMK Mini sudah mampu menghasilkan produk unggulan maupun produk SDM yang handal untuk berwirausaha.

Sementara, saat ini, Kepala SMK Mini di Jatim sudah mendapatkan bimbingan serta pelatihan soal kerja sama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN).

“Semoga bimbingan dan pelatihan yang diberikan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan SMK Mini ke depan,” katanya.(den/dim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs