Secara perlahan, Indonesia tengah berjalan menuju ekosistem ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 2018 ini, nilai transaksi ekonomi digital mencapai Rp700 triliun. Pada tahun 2022 diramalkan akan meningkat menjadi USD 130 miliar atau setara Rp 2000 triliun.
Samuel Abrijani Pangerapan Dirjen Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan, era transformasi ekonomi digital adalah keniscayaan. Di tingkat global telah berdiri tegak beberapa raksasa ekonomi digital, seperti Google, Facebook, dan Alibaba.
“Di Indonesia juga tengah bersemi beberapa platform berpengaruh seperti Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Pemerintah terus mendorong beberapa paltform lainnya agar naik kelas untuk menyusul kakak-kakaknya ini,” ujar Samuel kepada suarasurabaya.net, Sabtu (20/10/2018).
Samuel menengaskan, kenapa ekonomi Indonesia harus bertransformasi? Menurutnya, karena saatnya Indonesia menjadi pemain besar di ekonomi digital. Sebab, kalau dilihat di era sebelumnya, untuk berwirausaha itu harus dengan kapital yang besar. Nah, di era yang baru ini, bisa dimulai tanpa kapital pun, hanya dengan ide, kemauan, dan mau berkolaborasi, itu bisa menjadi pemain tangguh.
“Contohnya Go-Jek, yang dalam 6 tahun belakangan bisa tumbuh nilai kapitalisasinya lebih dari Rp53 triliun,” katanya.
Samuel mengatakan, Pemerintah telah menyiapkan Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik. Garis besar peta itu mencakup program pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur komunikasi, infrastruktur logistik, dan keamanan cyber. Palapa Ring, yang digadang akan menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi digital, ditarget rampung pada 2019.
“Kami akan menyiapkan semua, perlindungan konsumennya seperti apa dan kami pastikan jaringan internet bisa mengcover di daerah-daerah,” katanya.
Menurut Samuel, hambatan terbesar dari target ini, adalah bagaimana masyarakat mau berubah. Pemerintah terus meyakinkan dengan sosialisasi, dan memacu kemauan masyarakat yang tingkat interpreneurshipnya rendah. Gerakan 1.000 startup terus digalakkan untuk mendorong anak muda Indonesia bergerak menekuni bisnis digital.
“Langkah ini cukup berhasil, semangat transformasi itu mulai ditangkap di daerah-daerah di Indonesia. Di Surabaya khususnya, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mulai merasakan dahsyatnya marketing digital untuk mendongkrak penjualan,” katanya.
Samuel juga mengapresiasi Kota Surabaya yang bergerak begitu cepat dalam program ekonomi digital ini. Surabaya dinilai bisa menjadi salah satu contoh bagus bagi daerah lain dalam merespons transformasi ekonomi digital. Dari infrastruktur dan pengambil kebijakannya, telah siap untuk menempa warganya berwirausaha di bidang ekonomi digital.
“Ibu Risma (Tri Rismaharini Walikota Surabaya, red) sangat bagus menyiapkan warganya. Co-Working Space untuk para startup juga disiapkan. Saya kira trennya akan semakin bagus,” katanya. (bid/ipg)