Di sebuah gang kecil di Jojoran 3C, Surabaya, berdiri sebuah UMKM Kuliner Ayam Geprek yang laris manis. Kalau ditengok ke dalam rumah, tak ada meja dan kursi layaknya sebuah restoran atau warung kuliner.
Namun, tak lama, seorang driver kendaraan roda dua berbasis online dengan jaket hijaunya datang dan bercengkerama sebentar dengan pemilik usaha Ayam Geprek itu. Tak lama, seorang driver yang lain turut datang.
Pemilik usaha Ayam Geprek itu adalah Budi dan Dita, sepasang suami istri. Siapa sangka, sebelum membuka usaha ini, Budi adalah seorang driver kendaraan roda dua berbasis online seperti orang-orang kini mendatangi rumahnya.
Ia mengaku, ketika dulu masih menjadi driver salah satu perusahaan transportasi online, ia sengaja hanya memilih layanan pesan antar makanan dan barang. Ia beralasan, istrinya selalu ingin ikut berkeliling Surabaya.
Dari situ, ia sering menerima orderan makanan. Ia sering merasa tertarik, karena melihat restoran-restoran yang bekerjasama dengan aplikasi pesan antar online ini laris manis.
“Kemudian saya kan terinspirasi dan pengen coba-coba untuk membuat sendiri,” katanya.
Agustus 2017, ia akhirnya membuka usaha ayam gepreknya sendiri di rumahnya di gang kecil di Jojoran, Surabaya. Ia mengaku sangat terbantu dengan aplikasi pesan antar online. Ia sejak awal bekerjasama dengan aplikasi pesan antar ini.
Ditanya terkait, apakah tidak keberatan dengan sistem bagi hasil dengan perusahaan pesan antar itu, ia merasa tidak keberatan.
“Hitung-hitung usaha ini dipromosikan oleh aplikasi tersebut. Lagian kan kita juga bisa nge-up harganya,” katanya.
Terkadang, dari seringnya orang membeli lewat aplikasi, banyak yang akhirnya mencoba datang langsung tanpa melalui driver.
Kini, setiap hari ia bisa mendapatkan 35 order dari aplikasi berbasis online. Dengan jam buka dari 09.30 hingga 23.00 WIB, Dita mengaku bisa mendapat omzet sekitar Rp.500.000 per harinya.
Padahal, diawal membuka usaha, dia hanya mengandalkan modal setengah kilo ayam dan bahan-bahan lain. Ia juga waktu itu masih menggunakan peralatan masak yang dimiliki sebelumnya.
Kini, mereka terus berinovasi dan berhasil mengembangkan varian menu hingga 30-an menu. (bas/edy)