Minggu, 24 November 2024

Soekarwo Sebut UMKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian Jatim

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Soekarwo Gubernur Jatim saat Peluncuran PPh Final UMKM 0,5 persen oleh Joko Widodo Presiden di Jatim Expo, Surabaya, Jumat (22/6/2018). Foto: Humas Pemprov Jatim

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian Jawa Timur, jika dilihat dari fakta empiris di lapangan. Salah satu buktinya adalah kinerja Industri pengolahan dalam lima tahun terakhir terhadap nasional semakin meningkat dari 19,91 persen pada tahun 2013 menjadi 21,70 persen pada tahun 2017.

Soekarwo Gubernur Jatim menuturkan, bahwa empat tahun terakhir kontribusi sub-sektor Industri Makanan dan Minuman rata-rata sebesar 31,69 persen, sub sektor Pengolahan Tembakau rata-rata sebesar 26,63 persen, dan Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional rata-rata sebesar 8,03 persen.

“Dengan didukung oleh pertumbuhan yang tinggi, semakin menguatkan konklusi bahwa Provinsi Industri menjadi syarat bagi daerah untuk cepat menjadi sejahtera dan saya yakin Jawa Timur dapat mencapainya,” kata Soekarwo saat Peluncuran PPh Final UMKM 0,5 persen oleh Joko Widodo Presiden di Jatim Expo, Surabaya, Jumat (22/6/2018).

Soekarwo menambahkan, saat dilakukan survei jumlah UMKM, yaitu sebanyak 4,2 juta UMKM yang ada di Jatim pada tahun 2008. Seiring dengan pertumbuhan positif sektor industri pengolahan dan perdagangan, maka mendorong pertumbuhan populasi UMKM di Jawa Timur.

“Hal ini terbukti pada hasil Survei Ekonomi Sosial Nasional (Susenas) pada tahun 2012, populasi UMKM di Jawa Timur meningkat menjadi 6,8 Juta yang terdiri dari 4,1 juta UMKM sektor pertanian dan 2,7 Juta UMKM Non Pertanian,” papar Soekarwo berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net.

Selanjutnya, Sensus Ekonomi yang dilakukan secara serentak tahun 2016 menunjukkan, populasi UMKM Jawa Timur mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan total 4,61 Juta UMKM Non Pertanian dan 4,98 Juta UMKM Pertanian sehingga berjumlah 9,59 juta UMKM. Hal ini menunjukkan pesatnya pertumbuhan UMKM memiliki peran penting terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur.

Kemudian, Angkatan Kerja Jawa Timur tahun 2016 adalah 20,16 Juta dengan penyerapan tenaga kerja dari UMKM Non Pertanian sebanyak 13,97 Juta, UMKM Pertanian 4,98 Juta. Sehingga total penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 18,95 juta, tenaga kerja usaha besar 373.294 orang dan Pengangguran 838.496 orang (4,21 persen).

Sementara itu, kontribusi UMKM terhadap perekonomian Jawa Timur juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2012 UMKM berkontribusi terhadap PDRB Jawa Timur tahun 2012 sebesar 54,98 persen.

“Dengan asumsi ceteris paribus, maka kontribusi UMKM terhadap PDRB Jawa Timur tahun 2016 sebesar 57,52 persen,” ungkapnya.

Disisi lain, UMKM di Jawa Timur memberikan kontribusi besar terhadap realisasi penanaman modal. Realisasi Investasi Jawa Timur tahun 2017 sebesar Rp. 152,39 Triliun. Sementara pada Triwulan I tahun 2018 sebesar Rp. 32, 97 Triliun, meningkat menjadi 15,93 % dari periode yang sama pada tahun 2017.

Dari data tersebut, pada tahun 2017 kontribusi PMDN Non Fasilitasi mencapai 56,34 % dan pada triwulan I tahun 2018 ini meningkat menjadi 74,01 %. PMDN Non Fasilitasi dominan dari UMKM dan menjadi sumber utama pendorong pembangunan ekonomi Jawa Timur ditengah kondisi perekonomian global yang dinamis.(tna/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
31o
Kurs