Untuk memperkuat pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal menggelar kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu 2018 di Surabaya, mulai 21-23 Februari 2018.
Aditya Jayaantara Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK mengatakan pada tahun 2018 ini, Surabaya menjadi kota pertama diselenggarakannya program tersebut.
“Potensi Jawa Timur ini cukup besar dalam hal perkembangan Pasar Modal, khususnya untuk ukuran Indonesia. Kondisi pasar modal di Jawa Timur tergolong sangat bagus dan termasuk wilayah terbesar kedua setelah Jakarta. Dilihat dari jumlah emiten di Jawa Timur yang mencapai 40 emiten. Kemudian nilai transaksi juga tinggi mencapai 18,8 triliun dengan jumlah investor 77.616 SID,” kata Aditya, Kamis (22/2/2018).
Pada tahun 2017, kata Aditya, dana yang berhasil dihimpun dari pasar modal cukup signifikan, mencapai Rp850 miliar dari 4 emiten baru. “Menurut saya ini capaian yang bagus sekali dan masuk rekor dalam sejarah,” tambahnya.
Berdasarkan survei indeks literasi keuangan tahun 2016, indeks Pasar Modal Nasional sebesar 4,4 persen meningkat dari yang sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebesar 3,79 persen, yang artinya dari 2013-2016 mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen.
Sementara untuk indeks inklusi Nasional tahun 2016 juga mengalami peningkatan dari 0,11 persen di tahun 2013 menjadi 1,25 persen di tahun 2016, meningkat sebesar 1,14 persen.
Untuk itu, lanjut Adit, dengan diadakannya sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Pasar Modal khususnya di Surabaya.
“Harapannya bisa memberikan edukasi kepada masyarakat dalam berinvestasi yang cerdas dan aman pastinya,” tambah dia.
Aditya mengatakan target peserta dari kegiatan tersebut diantaranya para pelaku bisnis, wartawan dosen, pelajar atau mahasiswa, serta pegawai Kantor OJK. (ang/rst)