Para petani tebu di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terancam rugi pada panen 2018 akibat penggilingan tebu tidak berjalan lancar karena PG Asembagus masih dalam proses revitalisasi peningkatan kapasitas giling.
“Revitalasi peningkatan kapasitas PG Asembagus di Kecamatan Asembagus saat ini membuat petani tebu di wilayah timur Situbondo benar-benar pusing karena tidak seperti biasanya saat musim panen,” kata Edi Hamid, salah seorang petani tebu Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jumat (1/6/2018).
Selama proses perbaikan peningkatan kapasitas giling PG Asembagus, lanjut dia, pengiriman tebu yang diarahkan ke PG lain yang ada di Kota Santri itu, di antaranya PG Panji, PG Olean, PG Wringin Anom tidak berjalan lancar.
Petani, terutama petani tebu yang selama ini menggiling tebunya di PG Asembagus, mengeluhkan kondisi ini. Akibat tidak lancarnya giling di tiga PG tersebut tebu milik petani banyak yang kering di lokasi (sawah).
“Tanaman tebu yang sudah ditebang tidak bisa langsung dikirim dan harus menunggu beberapa hari sehingga mengering yang berdampak berkurangnya berat tebu,” katanya, seperti dilansir Antara.
Sementara itu Achmad Barnas General Manager PG Asembagus, mengatakan pengiriman tebu di wilayah timur Kecamatan Asembagus, Banyuputih, dan Kecamatan Jangkar ke tiga PG di Situbondo dilakukan dua hari sekali.
“Hal ini untuk menyiasati antrean di PG, kalau hari ini masuk (giling) dan besok tidak bisa giling benar kalau itu,” katanya.
Ia memastikan, pengiriman tebu tidak akan lebih dari dua hari dan hal ini berdasarkan surat perintah angkut (SPA) dari PG Asembagus.
“Petani yang memiliki SPA tidak akan pernah dirugikan, yang artinya tebu yang sudah ditebang pasti giling, makanya petani dipastikan dulu punya SPA PG Asembagus atau bukan, kalau ada SPA dan tidak bisa giling laporkan ke kami jika ada masalah biar nanti diurus,” paparnya.
Data yang dihimpun, PG Asembagus tengah dalam proses revitalisasi peningkatan kapasitas giling tebu dari 3.000 ton per hari menjadi 6.000 ton per hari.(ant/iss)