Sejumlah petani cengkih di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengeluhkan turunnya harga komoditas tersebut saat musim panen kali ini hingga berakibat pada kerugian.
“Harga jual cengkih saat ini turun drastis. Cengkih kering sekarang hanya Rp80.000 per kilogramnya, padahal sebelumnya bisa mencapai Rp100.000 per kilogram,” ujar Gimon seorang petani cengkih di Desa Bodag, Kecamatan Kare, Madiun, Jumat (27/7/2018).
Sedangkan, untuk cengkih basah hanya dihargai Rp27.500 per kilogramnya. Kondisi tersebut membuat para petani cengkih mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Kerugian tersebut disebabkan penjualan hasil panen yang belum dapat menutup tingginya biaya perawatan tanaman dan biaya petik yang ada.
Guna menekan kerugian, selain bunga, ia mengaku juga menjual tangkai cengkih dan daunnya. Untuk tangkai dijual seharga Rp8.000 per kilogram dan daun cengkih seharga Rp4.000 pe kilogram.
Dangkung Kepala Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, membenarkan harga cengkih sedang anjlok dibandingkan dengan sebelum lebaran lalu. Hal itu karena saat ini tanaman cengkih memasuki masa panen.
“Sekarang ini harga cengkih basah Rp27.500 per kilo dan harga cengkih kering Rp80.000 per kilo,” ungkap Dangkung.
Harga turun karena stoknya banyak. Terlebih Desa Bodag termasuk salah satu sentra pembudidayaan tanaman cengkih. Hal itu karena sebagian besar warga Bodag memiliki tanaman cengkih.
“Di Desa Bodag, luas lahan yang ditanami cengkih mencapai 20 hetare lebih. Sebagian besar warganya merupakan petani cengkih,” tambahnya.
Seperti diketahui, cengkih merupakan satu dari beberapa komoditas perkebunan di Kabupaten Madiun. Data BPS Kabupaten Madiun mencatat, luas lahan cengkih milik petani di Kabupaten Madiun mencapai 1.588 hektare yang terdapat di lereng Gunung Wilis.
Adapun jumlah produksi cengkih per tahun mencapai 384,20 ton. Sentra perkebunan cengkih terdapat di Kecamatan Dolopo, Dagangan, Wungu, Kare, dan Gemarang. (ant/bas/ipg)