Seiring dengan optimisme kondisi ekonomi Indonesia, perekonomian di Jawa Timur pada triwulan II 2018 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2018 dan tumbuh di kisaran 5,6-6,0 persen (yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan kinerja ekonomi didorong peningkatan konsumsi swasta seiring dengan peningkatan permintaan pada momen Ramadhan, Idul Fitri, dan Pilkada.
Kinerja investasi juga diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan infrastruktur. Inflasi Mei 2018 diperkirakan sedikit meningkat dibandingkan bulan lalu karena sesuai historisnya, peningkatan permintaan pada periode Ramadhan dan Lebaran.
Harmanta Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur mengatakan, sesuai pantauan harga terkini SISKAPERBAPO, per tanggal 30 Mei 2018 menunjukkan bahwa perkembangan harga beberapa komoditas strategis masih stabil dan terkendali.
Bahkan untuk beberapa komoditas seperti telur ayam ras dan daging ayam ras justru menunjukkan penurunan harga cukup signifikan di pertengahan bulan Ramadhan, setelah pada awal Ramadhan mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
“Hal ini didukung oleh kecukupan pasokan untuk pemenuhan permintaan masyarakat selama periode Ramadhan ini,” tutur Harmanta, berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net, Jumat (1/6/2018).
Harmanta melanjutkan, tren penurunan harga komoditas beras juga terus berlanjut menyesuaikan dengan HET yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan pantauan terkini, harga beras medium (IR 64), secara rata-rata Jawa Timur sebesar Rp 9.490,00 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan HET beras medium sebesar Rp 9.500,00.
“Masyarakat juga tidak perlu panic buying dalam melakukan konsumsi bahan pokok. TPID Jatim memastikan stok aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya. (ang/iss)