Pemerintah Optimis Indonesia mampu menjadi negara dengan industri digital yang kuat. Ini dikatakan Sri Adiningsih Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ketika menjadi pembicara di Seminar Nasional Kampus dan Revolusi Industri 4.0 di Universitas Airlangga, Selasa (13/11/2018). Ia menyebut, agar optimisme tersebut bisa tercapai, pendidikan ekonomi digital harus dilakukan di sekolah-sekolah vokasi seperti SMK dan Kampus.
“Yang jelas manusianya harus dipersiapkan,” katanya.
Menurut Sri, sekolah-sekolah vokasi harus diajarkan materi yang berhubungan dengan ekonomi digital, seperti harus belajar coding, familiar dengan ekonomi baru yang berhubungan dengan digital, mengerti online bisnis, belajar mengenai big data, dan analitycal data.
Ia menyebut, saat ini pemerintah telah memiliki banyak program terkait hal itu, namun ia mengaku pemerintah juga memiliki kemampuan terbatas. Ia berharap, kampus-kampus, SMK, dan Politeknik bisa menjadi pioner. Terlebih pada SMK karena keterbatasan yang dimiliki kampus.
“Sekarang ini juga sudah muncul lembaga atau komunitas masyarakat yang mengajarkan ekonomi digital, seperti komunitas pedagang online, dan lain-lain,” katanya.
Terkait industri digital yang sudah muncul dan berkembang seperti perusahaan ojek online, ia menyebut pemerintah saat ini masih mengembangkan aturan terkait hal itu. Ia menyebut, keamanan tetap penting namun jangan sampai pemeritnah membunuh industri sebelum berkembang. Sri menyebut, saat ini pengemudi ojek online sudah mencapai 1.5 juta orang dan pengemudi Taxi online sebanyak 200 ribu orang.
“Sambil tumbuh berkembang, keamanan ditingkatkan, namun bisnisnya terus didukung dari segi fasilitas, dan lain-lain,” katanya. (bas/dim/ipg)