Pemerintah menjamin harga kebutuhan pokok tetap stabil, khususnya pada bulan puasa hingga Hari Raya Lebaran mendatang. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan tiga strategi untuk menjaga kestabilan harga.
Hal itu dikatakan Dr. H. Soekarwo Gubernur Jatim dalam Talkshow Warung Pakde di Radio Suara Surabaya, Jalan Wonokitri Besar 40 C, Surabaya, Selasa (15/5/2018).
Pertama, Pemprov bekerjasama dengan Bulog Jatim untuk menyiapkan sebanyak 116 gerai di pasar-pasar seluruh Jatim. Gerai-gerai tersebut bertujuan untuk menjaga pasokan kebutuhan pokok di pasar, sehingga harga kebutuhan pokok tidak naik akibat kelangkaan bahan.
Kedua, lanjut Pakde Karwo, bekerjasama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Polda Jatim Kodam, dan Satgas Pangan, melakukan pengecekan secara langsung ke gudang-gudang penyimpanan bahan pokok. Tujuannya untuk memastikan tidak ada penimbunan, mengambil untung terlalu banyak, atau praktek kecurangan lainnya yang dilakukan importir.
“Kami semua mengecek, jangan sampai ada importir yang mengambil untung terlalu besar pada situasi seperti ini. Contohnya bawang putih, dijual Rp 28 ribu, padahal jika dijual Rp21-22 ribu sudah untung lumayan. Jadi kami pastikan tingkat keuntungan atau margin-nya logis,” lanjutnya.
Pengecekan tersebut, juga ditujukan untuk mendapatkan informasi yang valid terkait harga impor, ongkos gudang, dan harga yang dilepas ke pasar. “Setelah ketemu harganya, kemudian dituangkan dalam kesepakatan antara pengusaha, pemprov, TNI, Polda, dan Satgas tadi,”ujarnya.
Ketiga, imbuh Pakde Karwo, pemerintah melakukan operasi pasar dan memberikan subsidi ongkos angkut, biaya buruh, dan biaya pengemasan agar bahan pokok bisa sampai di pasar atau Distributor 4 (D4). D4 di Surabaya adalah Pasar Darmo Trade Center, Kapas Krampung, dan Pasar Pucang.
Dalam kesempatan ini, Drajat Irawan Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, menambahkan, selain tiga strategi tersebut, Pemprov juga mendorong para produsen, distributor, dan pelaku usaha untuk menggelar operasi pasar secara mandiri.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, berbagai komoditi di Jatim pada bulan Mei ini mengalami penurunan dibandingkan bulan April 2018. Di antaranya jagung pipilan kering, di mana pada April lalu harganya Rp5.958 per kg, turun 0,43% menjadi Rp5.932 per kg.
Kemudian komoditi beras, dimana beras jenis bengawan turun sebanyak 1,40% dari Rp11.588,- per kg menjadi Rp11.426,- per kg. Lalu beras Mentik turun 0,56% dari Rp11.251,- per kg menjadi Rp11.188,- per kg, dan beras IR 64 turun 1,71% dari Rp9.797,- per kg menjadi Rp9.630,- per kg pada Mei 2018.
Selain itu, komoditi yang turun lainnya adalah cabe keriting yang turun 17,09% dari harga Rp35.995,- menjadi Rp29.843,-, kemudian bawang merah turun 1,92% dari harga Rp29.511,- per kg menjadi Rp28.943,- per kg, serta bawang putih yang turun 21,69% dari harga Rp27.006,- per kg menjadi Rp21.149,- per kg.
Adapun komoditi yang pada bulan Mei ini mengalami kenaikan tipis dibandingkan April 2018, di antaranya adalah gula pasir dalam negeri yang naik sebanyak 0,14% dari harga Rp11.344,- per kg menjadi Rp11.360,- per kg. Kemudian telur ayam kampung yang naik 1,72% dari Rp36.344,- menjadi Rp36.967,- per kg.(iss/ipg)