Minggu, 24 November 2024

Pelindo III Garap Proyek Infrastruktur Maritim Senilai Rp 1,2 Triliun

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Pelabuhan Tanjung Perak. Foto: Wikipedia

Pelindo III menandatangani tiga kontrak senilai lebih dari Rp 1,2 triliun terkait proyek pengembangan infrastruktur di sektor maritim.

BUMN kepelabuhanan tersebut melibatkan kontraktor spesialis proyek maritim asal Belanda, Van Oord. Sementara dua kontrak yang merupakan sinergi antar-Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dipercayakan pada PT Wika Gedung dan PT Pembangunan Perumahan (PP).

Proyek pengembangan maritim tersebut berlokasi di tiga pelabuhan, Tanjung Perak di Surabaya, Benoa di Bali, dan Gili Mas Lembar di Lombok.

“Ketiga kontrak senilai sekitar Rp1,2 triliun ini untuk mendukung ekspansi bisnis di bidang pengembangan infrastruktur layanan kapal pesiar dan juga diversifikasi bisnis di bidang properti,” kata Ari Askhara, CEO Pelindo III, usai acara penandatanganan di Marina Kalimas, Surabaya, Rabu (21/2/2018).

Wika Gedung akan mengerjakan desain dan pembangunan dermaga kapal pesiar dan dermaga peti kemas di Terminal Gili Mas, yang merupakan pengembangan Pelabuhan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Sebelumnya sejumlah cruise internasional yang berkapasitas penumpang besar tidak dapat sandar pada terminal lama di Pelabuhan Lembar. Karena hanya bisa berlabuh dan para turis diantar ke dermaga menggunakan thunder boat. Kini dermaga terminal baru akan didesain dengan kedalaman mencapai -14 meter LWS (di bawah permukaan air). Sehingga ribuan wisatawan yang datang dengan cruise ukuran besar dapat disambut langsung di dermaga.

“Terminal Gili Mas akan memposisikan Pelabuhan Lembar sebagai gerbang wisata yang representatif. Pelindo III fokus pada peningkatan aksesibilitas karena merupakan faktor penting untuk mendorong peningkatan kunjungan turis ke Lombok. Apalagi nantinya akan ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) wisata Mandalika di Lombok,” tambah Ari Askhara.

Kemudian Van Oord akan mendukung revitalisasi alur dan kolam Pelabuhan Benoa Bali. Pelindo III terus menggenjot pengembangan pelabuhan gerbang wisata Pulau Dewata tersebut. Terutama untuk mempercantik bangunan terminal penumpang untuk mendukung penyelenggaraan gelaran internasional, IMF-World Bank Annual Meeting 2018, pada Oktober nanti. Tahun ini ditargetkan ada 85 kapal pesiar yang sandar di pelabuhan terbesar di Bali tersebut.

Sementara itu, untuk kontrak dengan PP merupakan pembangunan menara perkantoran pertama di kawasan pelabuhan, Pelindo Place. Menara ini akan dibangun menjulang setinggi 23 lantai di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dengan luas bangunan mencapai 60 ribu meter persegi.

“Pelindo Place akan menjadi ikon modernisasi kawasan Pelabuhan Tanjung Perak. Menara berkonsep ramah lingkungan ini akan menjadi pusat perkantoran urban yang mendukung kinerja bisnis kepelabuhanan,” jelasnya lagi.

Acara penandatanganan kontrak BUMN yang biasanya formal, justru dikemas unik dan dilaksanakan tepat pasca kegiatan Bike To Work. Sehingga para direksi, undangan, dan pejabat pembuat kontrak masih mengenakan jersey bersepeda. Saat disinggung terkait penyelenggaraan acara yang tidak biasa tersebut, Ari Askhara mengungkapkan bahwa saat ini Pelindo III tengah bertransformasi untuk menjadi perusahaan global.

“Transformasi Pelindo III fokus pada aspek people, process, and technology. Mengadakan acara dengan kemasan yang berbeda membuat suasana organisasi lebih dinamis. Sehingga karyawan lebih kreatif dan semangat untuk berinovasi mendukung bisnis,” ungkapnya.(iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
28o
Kurs