Senin, 20 Januari 2025

Pasokan Bahan Pangan Terpantau Aman Hingga Jelang Lebaran

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Ilustrasi. Operasi pasar. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur mencatat, pasokan bahan pangan strategis masih terpantau aman. Harmanta Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Provinsi Jatim mengatakan, suplai komoditas bahan pangan di provinsi Jatim masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2018.

Untuk itu, kata Harmanta, masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan stok komoditas bahan pangan pokok, karena semuanya relatif masih stabil.

“Stok komoditas pangan kita aman sampai dengan beberapa bulan ke depan,” kata Harmanta, berdasarkan rilis pers yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (24/5/2018).

Adapun data Dinas Pertanian Provinsi Jatim menunjukkan bahwa sejumlah komoditas pangan terpantau mengalami surplus. Termasuk diantaranya beras dengan perkiraan produksi selama sub round I (Januari sampai dengan April 2018) ini sebesar 3.881.110 ton. Sementara kebutuhan kebutuhan selama empat bulan sebesar 1 .188.972 ton. Sehingga menimbulkan surplus 2.692.138 ton yang mencukupi untuk kebutuhan sembilan bulan ke depan.

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah mengingat musim panen gabah yang baru berakhir di bulan April lalu.

Sementara untuk jagung dengan produksi 1 .710.909 ton pipilan kering, dengan kebutuhan konsumsi selama 4 bulan sebesar 40.908 ton, menciptakan surplus 1 .670.001 ton. Kebutuhan bawang merah selama 4 bulan sebesar 35.960 ton dan perkiraan produksinya 1 13.584 ton, menimbulkan surplus 77.625 ton. Di mana surplus tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 8,6 bulan ke depan.

Untuk cabai rawit merah, keperluan konsumsi sebesar 1 5.636 ton untuk 4 bulan dan perkiraan produksi 40.145 ton, mencatatkan surplus 24.51 0 ton. Sementara, kebutuhan cabai merah besar selama 4 bulan sebesar 14.044 ton tertutupi dengan produksi sebesar 19.239 ton yang menghasilkan surplus 5.195 ton.

Untuk bawang putih dan kedelai, masyarakat pun tak perlu khawatir karena pemerintah telah melakukan impor kedua komoditas tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga stok keduanya pun dipastikan aman.

Kendati stok mencukupi, TPID Jatim menyadari bahwa harga sejumlah komoditas terpantau mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan permintaan menjelang Ramadhan. Kenaikan tersebut diyakini masih berada dalam batas wajar dan bahkan beberapa diantaranya mulai memperlihatkan kecenderungan menurun.

Sampai dengan tanggal 21 Mei 2018, berdasarkan pantauan harga Siskaperbapo, telur ayam ras yang selama beberapa waktu terakhir memperlihatkan kenaikan, kini mulai menurun.

“Berdasarkan historisnya, mendekati pertengahan bulan Ramadhan harga telur ayam diperkirakan akan mengalami penurunan,” tutur Harmanta.

Selain telur, harga daging ayam ras juga masih mengalami kenaikan. Namun data Dinas Peternakan Provinsi Jatim menyebutkan bahwa stok daging ayam ras dan telur ayam ras, terpantau masih aman.

Menyikapi potensi meningkatnya tekanan harga pada Ramadhan dan menjelang Lebaran, TPID Jawa Timur secara proaktif melakukan berbagai langkah antisipatif guna menjaga stabilitas harga, diantaranya Gerakan Stabilisasi Harga Pangan (GSHP) di sejumlah outlet Rumah Pangan Kita (RPK), pasar tradisional dan berbagai lokasi Iain.

Selain itu, dilakukan juga Operasi Pasar Mandiri, Pemberian OP Subsidi, Pasar Murah di 38 kabupaten atau kota di Jawa Timur, monitoring Stok dan pengawasan barang beredar, serta program angkutan mudik balik gratis untuk transportasi laut, bus, kereta api dan pengangkutan sepeda motor.

Harmanta mengatakan bahwa pihaknya meyakini dengan sejumlah langkah yang diambil TPID Jatim. Inflasi Jatim tetap dapat terkendali pada periode Ramadhan dan lebaran 2018. Walaupun begitu, kata dia, diperlukan kerjasama masyarakat untuk tetap dapat menjaga kestabilan harga.

“Walaupun pasokan tersedia namun ekspektasi konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat pada Ramadhan dan menjelang Lebaran justru menjadi pemicu utama meningkatnya harga,” tutur Harmanta.

Tanpa disadari, lanjut Harmanta, pola konsumsi yang berlebihan dan ekspektasi yang memicu kenaikan harga tersebut justru merugikan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk tidak panic buying dan membeli barang secukupnya atau sewajarnya. Sehingga dapat meminimalisir potensi risiko spekulan dalam mempermainkan harga.

“Bersama-sama warga Jawa Timur menjaga kestabilan harga dalam Ramadhan dan lebaran tahun 2018 ini,” pungkasnya. (ang/tna/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Senin, 20 Januari 2025
27o
Kurs