Amblesnya Jalan Raya Gubeng pada Selasa (18/12/2018) malam, membuat lemas beberapa pengelola usaha di sekitaran jalan utama itu. Sejak Rabu (19/12/2018), terhitung ada beberapa jalan di sekitar lokasi yang terdampak pengalihan arus. Nahasnya, di jalan-jalan tersebut, berdiri beberapa tempat usaha yang kini semuanya mengaku merosot pendapatannya.
Bebek Goreng Haji Slamet misalnya. Restoran yang berada di Jalan Bali itu, terlihat sepi. Hanya terlihat beberapa pelayan yang duduk bersantai di kursi. Bambang Supervisor Restoran tersebut mengatakan, sejak Jalan Raya Gubeng ditutup, penjualan bebek goreng mereka turun drastis.
“Kalau normal, 100-200 porsi perhari. Turunnya bahkan jadi gak sampe 100. Sekitar 50 (porsi,red),” kata Bambang ketika ditemui di restoran yang dikelolanya pada Sabtu (22/12/2018).
Bahkan, ia bercerita, pada hari Rabu (19/12/2018), restorannya hanya mampu menjual 20 porsi saja. Sebuah angka yang turun drastis. Kondisi ini, pasalnya, jalan Bali di hari normal adalah jalan satu arah yang bisa dilewati dari arah Jalan Raya Gubeng. Kini, akses tersebut tertutup pengerjaan recovery dan hanya bisa dilewati dari arah Jalan Biliton. Untuk masuk ke jalan Bali, pengendara akan ditanya terlebih dahulu oleh petugas Linmas yang berjaga.
Tak hanya pembeli yang datang langsung ke lokasi, pembeli yang menggunakan jasa antar makanan online di restorannya juga ikut berkurang drastis. Bambang memprediksi, kemungkinan, banyak pelanggannya mengira restoran itu tutup akibat amblesnya Jalan Raya Gubeng.
“Harapnnya sih secepatnya bisa dinormalkan kembali. Biar ekonomi gak kelimpungan. Khususnya tempat usaha seperti ini,” ujarnya.
Pedagang minuman legen yang berada di Jalan Sulawesi. Foto: Baskoro suarasurabaya.net
Kondisi serupa juga terjadi pada restoran Ayam Goreng Ny. Suharti di Jalan Sulawesi. Restoran ini turut mendapat imbas amblesnya Raya Gubeng karena kini akses jalan di depan restoran tersebut ditutup. Meski begitu, sebenarnya pengunjung bisa masuk ke jalan ini jika memberitahu petugas Linmas yang berjaga.
“Dibuka (jalannya, red). Cuman ya sekarang loh mas, kalau mau kesini, harus ditanyain dulu mau kemana. Wong cuman mau makan aja,” kata salah seorang pegawai restoran pada Sabtu (22/12/2018).
Para pegawai restoran ini mengaku, restoran tempat mereka bekerja kini jadi sangat sepi. Mereka mengaku, kini setiap hari mereka hanya memproduksi sekitar seperempat porsi dari biasanya. Pasalnya, mereka mengaku, tidak ada satupun orang luar yang datang membeli makanan mereka. Kini, mereka hanya mengandalkan konsumen yang berasal dari pengerjaan recovery Raya Gubeng saja.
Tak jauh beda, kondisi serupa juga dialami oleh Pak Her. Pak Her adalah pedagang minuman legen yang berada di Jalan Sulawesi. Ia mengaku, pada hari normal, ia bisa menghabiskan 4 termos besar minuman legen. Namun kini, ia hanya mampu menghabiskan sekitar 2 termos besar saja.
“Sepi. Hanya pekerja proyek saja yang datang membeli, biasanya malah gak bisa duduk (karena sibuk melayani pembeli,red). Sekarang santai-santai,” ujarnya ketika ditemui di Jalan Sulawesi pada Sabtu (22/12/2018).
Serupa seperti yang lain, Ia sangat berharap pengerjaan recovery Raya Gubeng bisa segera diselesaikan. (bas/dim/iss)