Mengawali hari kedua kunjungannya di Hanoi, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Ranil Wickremesinghe Perdana Menteri Sri Lanka di Hotel Melia, Hanoi, Rabu (12/9/2018).
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menindaklanjuti yang telah disepakati dalam kunjungannya ke Colombo pada Januari lalu, utamanya dalam bidang perdagangan. Salah satunya adalah upaya bersama Indonesia dan Sri Lanka untuk mengekspor pakaian jadi ke Uni Eropa.
“Upaya pengajuan bersama ke Komisi Eropa terkait pengiriman pakaian jadi akan membuka akses pasar ke Uni Eropa. Kita harus melanjutkan pendekatan intensif kita sehingga proposal dapat diterima oleh Uni Eropa,” kata Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden juga mengharapkan pembentukan kelompok kerja antar kedua negara dalam bidang perdagangan dan investasi dapat segera mengidentifikasi potensi dan mengatasi hambatan dalam perdagangan dan investasi.
“Kita harus mendorong agar sidang perdana kelompok kerja tersebut dapat dilaksanakan sesegera mungkin,” kata Presiden.
Kepada PM Ranil, Presiden juga mendorong agar studi kelayakan bersama terkait upaya pembentukan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Indonesia – Sri Lanka dapat segera dimulai.
Indonesia akan Ekspor Gerbong Kereta
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung pembangunan di Sri Lanka. Dalam bidang konektivitas misalnya, Presiden mencatat ketertarikan Sri Lanka untuk membeli 60 gerbong kereta dari PT INKA.
“Indonesia juga menawarkan bentuk kerja sama “paket lengkap”, termasuk pembelian fasilitas dan infrastruktur kereta seperti rel, stasiun, depot, dan system persinyalan,” ungkap Presiden.
Selain kereta, Presiden juga mengatakan bahwa Indonesia, melalui PT WIKA juga tertarik berpartisipasi dalam proyek pembangunan jembatan baja di Sri Lanka.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Sri Lanka kepada Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Presiden juga mengapresiasi peran serta Sri Lanka dalam ajang Asian Games 2018 di Indonesia.(jos/ipg)