Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) ingin mendorong pelaku usaha ritel di Jatim untuk, melakukan penawaran umum (initial public offering/IPO) atau “go public”.
Roy Nicholas Mandey Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Aprindo mengatakan dengan konsep itulah, peluang mendapatkan penambahan dana dari hasil jual saham kepada masyarakat dalam jangka panjang akan semakin besar.
“Kami terus lakukan sosialisasi tentang go public ini, karena melihat ada potensi yang terbuka lebar bagi perusahaan untuk mendapat kepastian pendanaan jangka panjang yang tentunya lebih baik. Tidak sepeti bank yang sifatnya hutang. Kalau IPO, masuk ke pasar bursa, dan saham itu bisa dimiliki masyarakat atau investor memberikan pendanaan bagi si pemilik perusahaan,” kata Roy, saat di acara Lunch Gathering di Surabaya, Jumat (23/3/2018).
Kegiatan sosialisasi dan penjasan detail tentang upaya penawaran umum di bursa saham, pihaknya turut menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI).
Roy menyarankan agar perusahaan ritel masuk ke dalam go public. Karena pendanaan melalui pasar modal memiliki nilai tambah tersendiri bagi dunia usaha pada khususnya maupun masyarakat secara umum. Pasar modal mempertemukan langsung kelebihan dana pada masyarakat dengan kebutuhan dana oleh perusahaan, sehingga diharapkan biaya modal pendanaan dari pasar modal akan lebih rendah.
“Go public bukan hanya dalam situasi yang sedang perform atau ekonomi sedang membaik, tapi justru saat situasi ekonomi sedang tidak baik, pasar saham menjadi salah satu alternatif pembiayaan untuk bisa mendapatkan dana jangka panjang dari masyarakat. Situasi ritel belakangan ini memang under perfom. Tapi ritel masih bertumbuh walaupun melambat. Itu bukan faktor adanya internet ataupun e-commerce. Karena perubahan pola belanja dari customer,” kata dia.
Untuk itu, lanjut Roy, hal itu seharusnya menjadi kesempatan untuk ritel Indonesia segera melakukan transisi dengan perubahan pola belanja customer dengan bergabung ke go public atau IPO. Roy mengatakan Jatim memiliki potensi yang besar sebagai provinsi yang memegang peranan penting dalam dunia market.
“Karena index saham akhir-akhir ini terbaik dalam 5-6 tahun terkahir. Artinya investasi yang dulunya banyak asing, sekarang banyak yang lokal,” kata dia.
Roy menambahkan bahwa menjadi perusahaan tercatat di BEI juga akan mendorong sumber daya di dalam perusahaan untuk bekerja secara profesional. Dengan begitu, perusahaan dapat terus melangsungkan bisnisnya. (ang/ipg)