Ahmad Mudzakir Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo memprediksi areal tanam tembakau Voor Oogst (VO) Paiton di wilayah setempat naik dibandingkan tahun sebelumnya karena minat petani menanam tembakau cukup tinggi.
“Tingginya minat petani menanam tembakau tersebut seiring dengan harga jual tembakau VO Paiton yang tinggi,” katanya di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (21/3/2018).
Menurutnya harga jual tembakau di tingkat petani musim tanam lalu mencapai Rp42 ribu per kilogram untuk top grade atau tembakau kualitas tinggi dan harga tersebut merupakan tertinggi pertama sejak tahun 2011.
“Pada tahun 2011, harga tembakau VO Paiton mencapai puncaknya yakni sebesar Rp45 ribu per kilogram karena pada kurun waktu 2016 hingga 2016 mengalami penurunan dengan harga maksimalnya Rp22 ribu per kilogram yang merupakan kualitas tertinggi,” tuturnya seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan realisasi tanam tembakau pada tahun 2017 tidak mencapai target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo seluas 10.774 hektare karena realisasinya hanya seluas 7.883 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan.
“Hal itu karena minat petani menanam tembakau masih rendah, namun musim tanam tahun ini kami prediksikan realisasi areal tanam naik karena selain harga jual tinggi, ada beberapa kecamatan nonsentra tembakau yang mulai mencoba menanam tembakau tahun lalu,” katanya.
Di Kabupaten Probolinggo, terdapat tujuh kecamatan sentra pertanian tembakau yakni Kecamatan Paiton, Pakuniran, Besuk, Kotaanyar, Gading, Kraksaan dan Krejengan, namun ada beberapa desa di Kecamatan Maron dan Pajarakan yang mulai berminat menanam tembakau.
“Tahun lalu petani di Kecamatan Maron dan Pajarakan sepertinya hanya coba-coba menanam tembakau, namun melihat harga jual tinggi, maka dimungkinkan mereka lebih serius menanam tembakau tahun ini,” ucap petani tembakau asal Kecamatan Krejengan itu. (ant/ino)