Soekarwo Gubernur Jawa Timur minta revilitasasi pabrik gula segera dilakukan guna menutupi kekurangan produksi gula di seluruh pabrik gula yang ada di Indonesia. Dengan peremajaan pabrik gula, produksi gula diharapkan bisa meningkat.
“Dari total kebutuhan gula nasional yang mencapai 5,7 juta ton pertahun, pabrik-pabrik gula di seluruh Indonesia yang sembilan besar diantarnaya berada di Jatim, hanya mampu memproduksi 2,250 juta ton,” kata Soekarwo, Senin (13/3/2017).
Kebutuhan gula sendiri terbagi menjadi dua yaitu gula produksi untuk kebutuhan pabrik makanan dan minuman yang kebutuhannya mencapai 3,5 juta ton pertahun, serta gula untuk konsumsi masyarakat yang tahun ini membutuhkan pasokan hingga 2,7 juta ton.
Dengan kondisi ini, maka produksi pabrik gula untuk kebutuhan kondumsi masyarakat saja masih kurang sehingga memerlukan impor.
“Karenanya, tidak bijak jika ada wacana untuk menutup sembilan pabrik gula di Jawa Timur,” kata dia.
Penutupan pabrik gula, bukanlah solusi karena produksi petani tebu sebenarnya cukup banyak. Sayangnya kondisi mesin pabrik yang sangat tua menjadikan rendemen tebu petani saat ini cukup rendah dan hanya dikisaran 6,8 persen.
Padahal jika mesin pabrik diperbaiki, otomatis akan meningkatkan rendemen tebu, sehingga minat menanam tebu masyarakat akan kembali meningkat.
“Di Malang misalnya, minat masyarakat menanam tebu cukup tinggi, tapi karena rendemen rendah maka di daerah lainnya petani beralih menanam padi dan jagung,” kata Sooekarwo.
Sementara itu, meski secara nasional produksi gula minus. Namun di Jawa Timur, gula sebenarnya masih cukup tinggi karena mencapai 1,2 juta ton pertahun. Padahal konsumsi gula masyarakat Jawa Timur selama ini hanya 600 ribu ton sehingga masih surplus dan bisa dijual ke luar Jawa Timur sebesar 600 ribu ton. (fik/rst)