Tony Hermawan Adikarjo konsultan finasial menilai capaian rekor penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/3/2017) karena kondisi dalam negeri mulai kondusif.
“Kondisi sudah mulai aman, sudah tidak banyak demo lagi, sehingga investor berani masuk. Kenaikan ini sesuai ekspektasi pasar,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat petang.
Dia menjelaskan, kenaikan saham blue chip seperti Unilever dan BCA juga mengerek IHSG naik hingga 20 poin.
Sementara, pembelian bersih saham domestik dari pihak asing pada hari ini yang mencapai Rp 2,487 triliun, juga menjadi faktor pendorong penguatan IHSG.
IHSG BEI ditutup naik 22,19 poin atau 0,40 persen menjadi 5.540,43 poin, dan indeks LQ45 bergerak menguat 4,81 poin (0,52 persen) menjadi 922,89 poin. Rekor ini mengalahkan pencapaian IHSG tertinggi pada 7 April 2015 di level 5.523.
Sektor saham dalam negeri mayoritas menguat dengan sektor pertambangan yang naik tertinggi hingga 1,40 persen. Sementara, sektor yang melemah terdalam adalah aneka industri yang turun 1,04 persen.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp12,71 triliun dengan 12,53 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing sebesar Rp2,48 triliun dengan aksi jual asing sebesar Rp5,81 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp8,30 triliun. Tercatat sebesar 167 saham menguat, 155 melemah dan 120 stagnan.(iss/tok)