Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 bisa mencapai sekitar 5,8 persen. Guna mencapai hal tersebut dibutuhkan total investasi sekitar Rp520 triliun. Investasi tersebut diperoleh dari uang pemerintah (APBN, APBD Provinsi, dan APBD kabupaten/kota), investasi fasilitas mulai dari PMDN dan PMA, serta non fasilitas, dan pertumbuhan lending credit yang diharapkan bisa naik menjadi lebih dari 12 persen.
“Yang menjadi harapan besar kami adalah pertumbuhan lending credit tahun 2017 bisa mencapai sama dengan atau lebih besar dari 12 persen lebih tinggi dibanding tahun 2016 yang hanya mencapai 8 persen. Pertumbuhan kredit ini yang diharapkan. Kalau itu dilakukan Jatim pada posisi aman di 5,8 persen,” ujar Soekarwo, Gubernur Jawa Timur saat berbicara dalam Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2017 di Ballroom Hotel JW Marriott Surabaya, Selasa (17/1/2017).
Menurut dia, berdasarkan prediksi Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur bisa mencapai 5,7-6,1 persen pada tahun 2017. Namun pertumbuhan ekonomi Jawa Timur bisa semakin meningkat lagi jika dibuka dan didorong IPO perusahaan-perusahaan yang ada Jawa Timur. Dengan kata lain, ada pemasukan modal di perusahaan dengan IPO. Jika ini dilakukan, maka proses industrialisasi yang ada di industri, produknya akan naik.
Karenanya, dalam kesempatan ini, Soekarwo mengusulkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jawa Timur, dengan pemerintah daerah (pemda) dan Bank Mandiri untuk saling bekerjasama. Dalam hal ini, Bank Mandiri sebagai informasi akses kredit dan inkubator klinik.
“Inkubator klinik untuk akses pembiayaan, proses industri dan pasar terhadap UMKM. Industri yang mendesak adalah packaging, yang kedua tentang design yang dibuat bagaimana Jatim bisa menurunkan suku bunga. Kita bisa asal mau. Kalau setuju, ini bisa menjadi tempat kita melayani masyarakat,” kata dia.
Selain itu, Soekarwo juga mengatakan, OJK harus menawarkan dan ikut membantu dalam peremajaan mesin-mesin industri di Jawa Timur. “Mesin- mesin itu sudah tua jadi perlu peremajaan,” kata dia.
Sementara itu, Sukamto, Kepala OJK Regional IV Jatim, mengatakan, market share volume usaha perbankan di Jawa Timur pada tahun 2016 lalu mencapai 7,89 persen dari volume usaha perbankan nasional dengan petumbuhan total aset sebesar 7,35 persen; 6,03 persen dan 4.39 persen.
Sedangkan kinerja pasar modal di Jawa Timur juga menunjukkan adanya pertumbuhan yang cepat dari peningkatan jumlah investor sebanyak 10,998 orang atau 20,41 persen. Pertumbuhan kredit pada sektor prioritas di Jawa Timur yaitu pada sektor agrikultur (pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan) dan aektor industri pengolahan masing-masing meningkat sebesar 11,17 persen dan 5,11 persen. (fik/ipg)