Pepindahan daya beli masyarakat dari sektor konvensional ke sektor alternatif kreatif diakui telah menumbuhkan bisnis pengiriman di Indonesia. JNE adalah salah satu perusahaan pengiriman yang kini meraih keuntungan akibat peralihan daya beli masyarakat ini.
“Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan bilang ada indikasi daya beli turun, asosiasi peritel juga bilang daya beli mereka turun. Tapi dari sisi JNE volume pengiriman saat ini meningkat,” kata Trian Yuserma, Deputy Manager JNE Wilayah Indonesia Timur, Sabtu (29/7/2017).
Menurut Trian, saat ini terjadi tren pertumbuhan bisnis electronic commerce atau e-commerce. Dimana pembeli tidak lagi melakukan transaksi secara langsung melainkan beralih menggunakan pembelian secara online.
“Trennya e-commerce, sementara jasa kurir adalah backbone-nya. Pertumbuhan ini bahkan tidak hanya pengiriman domestik tapi juga internasional,” ujarnya.
Tingginya peralihan ke e-commerce inipula yang menurut Trian, menjadikan pengiriman domestik di Indonesia saat ini sudah sempurna. Artinya dari Aceh hingga Papua semua sudah terlayani 24 jam dan bahkan tanpa jeda. Pengiriman barang juga menyasar semuanya. Bahkan dari seluruh statistik konsumsi yang dibuat BPS, seluruhnya kini sudah beralih ke e-commerce.
Peningkatan inipula yang menjadikan JNE tiap tahun harus menambah jumlah karyawan minimal 500 orang pertahun. “Saat ini kami memiliki 15 ribuan karyawan organik dan 15 ribuan non organik atau kemitraan,” kata Trian.
Trian mengatakan, dari tren pertumbuhan e-commerce ini juga menunjukkan jika kreatif generation saat ini tumbuh di Indonesia. Barang-barang yang dikirimkan melalui JNE mayoritas merupakan barang karya anak muda dengan pasar anak muda pula.
Dari data yang ada, kata Trian, market e-commerce pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai US130 miliar dolar, dimana 10 persennya akan digunakan untuk belanja pengiriman. (fik)