Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Minggu (17/9/2017) meluncurkan sistem pembayaran retribusi pedagang pasar berbasis elektronik atau e-retribusi pasar (erpas) di Pasar Blambangan Banyuwangi.
Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi mengatakan, program e-retribusi merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan transparansi dalam pendapatan daerah melalui retribusi.
“Masyarakat pedagang juga dimudahkan dalam membayar retribusi. Tinggal gesek saja. Dan ini menumbuhkan saling percaya. Masyarakat lebih percaya ke pemerintah karena uangnya langsung masuk sistem, kalau sebelumnya kan uangnya dititipkan ke petugas yang keliling. Jadi pedagang tidak khawatir dana yang dibayarkan bocor,” kata Abdullah Azwar Anas, seperti dikutip Antara, Minggu (17/9/2017).
Anas menambahkan, retribusi pasar menyumbang pendapatan daerah sebesar Rp5 miliar pada tahun 2016, dan diharapkan meningkat menjadi Rp5,8 miliar di tahun 2017. “Dengan sistem ini, transaksi bisa dikontrol real time,” ujar bupati.
Menurut dia, sistem itu dijalankan dengan cara setiap pedagang dibekali dengan kartu ATM. Nantinya, pedagang tinggal mengisi saldonya, lalu menggesek setiap hari di mesin EDC yang telah disiapkan petugas.
“Alhamdulillah, ternyata transformasi perilaku bisa bertahap kita lakukan, dari transaksi uang tunai menjadi nontunai, ini sesuai target besar Presiden Jokowi mewujudkan cashless society (masyarakat nontunai,red) dalam Gerakan Nasional Non-Tunai,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Anas langsung ikut berbelanja beberapa sayuran, seperti cabai rawit, tomat, dan sayur sawi. “Ini sekalian belanja di pasar, mumpung hari libur. Sekaligus melihat kondisi pasar. Ayo terus dijaga ya biar bersih dan saluran airnya bisa lancar,” kata Anas ke para pedagang.
Secara terpisah Ketut Kencana Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga mengungkapkan, Pasar Blambangan merupakan pilot project pelaksanaan e-retribusi pasar. Sembari terus disempurnakan berdasarkan masukan pedagang, sistem ini secara bertahap akan diterapkan di semua pasar milik daerah.
“Sekarang yang menggunakan sistem ini ada 209 pedagang. Ini terus kami tingkatkan, terus kami sosialisasikan,” ujar Kencana.
Salah seorang pedagang, Abdullah, mengaku senang dengan sistem pembayaran elektronik ini karena lebih efisien. “Para pedagang juga tidak khawatir uangnya bocor karena langsung masuk ke sistem,” ujarnya. (ant/bry/den)