Agus Martowardojo Gubernur Bank Indonesia optimistis kondisi perekonomian pada 2018 akan lebih stabil dan baik, setelah situasi perekonomian pada periode sebelumnya sedikit mengalami guncangan.
“Periode 2017-2018 lebih baik dari perkiraan setelah periode sebelumnya terjadi koreksi turun. Saat ini, terjadi koreksi naik dan ini adalah kesempatan. Indonesia harus mengambil kesempatan ini,” kata Agus seusai menghadiri acara penutupan perdagangan saham 2017 di Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Agus mengatakan Indonesia berhasil menghadapi dinamika dalam sektor keuangan di 2017 yang penuh gejolak maupun tantangan, seperti kenaikan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali serta reformasi pajak AS yang terjadi di akhir tahun.
Namun, volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepanjang 2017 berada pada kisaran 3 persen, bandingkan tahun 2016 sebesar 8 persen, dan aliran modal masuk mencapai Rp138 triliun, bandingkan tahun 2016 hanya sebesar Rp126 triliun.
“Ketika semua khawatir dana akan kembali ke AS dan terjadi guncangan di negara berkembang, kita beruntung mendapatkan peneguhan dari Fitch dan kita bisa menurunkan `policy rate`. Ini tanda-tanda 2018 menjadi stabil dan baik,” ujar Agus.
Untuk itu, ia mengharapkan momentum perbaikan ekonomi global yang disertai dengan membaiknya harga komoditas serta meningkatnya nilai perdagangan internasional dapat dimanfaatkan untuk mendorong kinerja perekonomian.
Selain itu, Agus mengharapkan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara serentak pada pertengahan 2018 tidak memberikan gejolak dan ikut memberikan kepastian terhadap kinerja perekonomian yang sudah terjaga dengan baik.
“Indonesia sudah punya bukti sebagai negara demokrasi, kalau mau ada pilkada, proses politik tetap akan berjalan. Tapi soal ekonomi, masyarakat sudah bisa menjaga untuk tetap stabil dan berkembang,” kata Agus seperti dilansir Antara.
Secara keseluruhan, upaya untuk menjaga fundamental ekonomi dalam jangka panjang adalah melaksanakan reformasi struktural dan mempertahankan sinergi di tiga sektor ekonomi yaitu sektor riil, sektor fiskal dan sektor moneter.
“Kalau sudah terjadi transformasi, kepercayaan dunia bisa makin meningkat dan penilaian kepada Indonesia makin positif seperti yang terjadi di 2017. Jadi saya rasa kita semakin optimis,” ujar Agus. (ant/ipg)