Ratusan UMKM dari 37 desa yang ada di Indonesia akan dikembangkan sehingga mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pelaku UMKM dari desa sengaja dipilih karena perekonomian desa dinilai menjadi penopang utama basis kekuatan ekonomi bangsa.
“Jaringan UMKM di desa ini harus diperhatikan dan terus dibina sehingga mereka bisa lebih mandiri dan siap bersaing,” kata Jean Christophel Prihyanto, Vice Manager Corporate CSR PT Indocement, dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net.
Jean mengatakan, pengembangan sosial ekonomi di desa, kata dia, sengaja dipilih karena merupakan salah satu alternatif dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehingga secara tidak langsung daya saing pengelolaanya juga bisa menentukan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Selain itu, satu UMKM di desa dipastikan juga mampu menumbuhkan iklim usaha di sekitarnya serta mampu mengurangi pengangguran di kawasan itu. “Sebab harapan kami produk-produk Indonesia yang digali dari kekayaan sekitarnya benar-benar mampu bersaing di era MEA,” katanya.
Sejumlah UMKM yang saat ini fokus dibina diantaranya berasal dari Cirebon, Bogor, Pati, Lombok, Banyuwangi, serta beberapa kawasan lainnya. Mereka umumnya merupakan UMKM yang bergerak di bidang batik, madu, minuman, budidaya pertanian, budidaya ikan, pemanfaatan limbah serta kerajinan tangan lainnya.
Sementara itu, Warjo, perwakilan dari Koperasi Srikandi Jaya mengatakan, dengan pembinaan ini, dia yakin produk UMKM karya koperasinya bisa lebih maju. “Selama ini, kesulitan UMKM selain pemasaran juga pengemasan produk, jika ini diperbaiki saya yakin produk UMKM akan semakin dikenal dan menarik,” kata dia. (fik)