Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 20 poin menjadi Rp13.201 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.221 per dolar AS.
“Harga minyak mentah dunia yang kembali menguat memberikan kestabilan pergerakan bagi mata uang rupiah,” kata Ariston Tjendra Kepala Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, Rabu (6/4/2016), seperti dilansir Antara.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu pagi ini berada di level 36,86 dolar AS per barel, meningkat 2,70 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 38,55 dolar AS per barel, menguat 1,80 persen.
Ia menambahkan bahwa pergerakan mata uang domestik selanjutnya akan dipengaruhi oleh rilis notulensi Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan Maret lalu. Dalam notulensi FOMC tersebut akan tersedia lebih rinci kondisi ekonomi dan proyeksi suku bunga AS ke depannya.
“Beberapa pejabat The Fed pada pernyataan sebelumnya terlihat memiliki perbedaan pendapat. Mayoritas anggota pembuat kebijakan memberikan sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga AS di bulan ini, sementara sang pimpinan Janet Yellen justru menunjukkan sikap hati-hati untuk mengubah kebijakan moneter,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa rilis FOMC diharapkan bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang peluang kenaikan suku bunga AS pada rapat moneter The Fed pada 26 sampai 27 April nanti.
Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan bahwa dolar AS menurun terhadap mata uang di kawasan Asia setelah data perdagangan mengalami defisit yang melebar melampaui perkiraan pada Februari tahun ini.
“Meskipun data AS lainnya mengisyaratkan gambaran pertumbuhan dalam bulan-bulan mendatang, namun investor masih cenderung berhati-hati,” katanya.(ant/ipg)