Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat (23/9/2016) sore menguat tipis satu poin menjadi Rp13.076 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.077 per dollar AS.
Putu Agus Analis Monex Investindo Futures mengatakan, bahwa pergerakan mata uang domestik relatif terbatas, momentum penguatan bagi dolar AS masih terbuka seiring dengan data klaim pengangguran Amerika Serikat yang dirilis menunjukkan kekuatan.
Dia juga mengatakan, klaim awal tunjangan pengangguran yang turun sebanyak 8.000 menjadi 252.000, merupakan level terendah sejak Juli tahun ini.
“Pasar kerja yang membaik dapat mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun ini,” kata Putu Agus seperti dikutip dari Antara.
Di sisi lain, kata Putu Agus, harga minyak mentah yang menguat masih menjadi sentimen positif bagi mata uang komoditas, seperti rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,37 persen menjadi 46,49 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 1,18 persen menjadi 48,21 dolar AS per barel.
Rangga Cipta Ekonom Samuel Sekuritas menambahkan bahwa sentimen mengenai pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (7-Day Repo Rate) masih menjaga fluktuasi mata uang domestik.
“Ruang penguatan rupiah masih tersedia dalam jangka pendek, namun keinginan Bank Indonesia menjaga rupiah di nilai fundamentalnya bisa membatasi ruang apresiasi rupiah,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak mendatar atau stagnan di level Rp13.098 per dolar AS. (ant/tit)