Banyaknya even, baik lokal hingga internasional di Surabaya, ternyata belum mampu memenuhi target pendapatan pajak hotel yang ditargetkan Pemerintah Kota Surabaya.
Even besar seperti The Third Session Preparatory Commitee for UN Habitat III (PrepCom3) di Surabaya, Juli lalu, ternyata hanya menyumbang peningkatan pajak hotel antara Rp500 juta hingga Rp1 triliun.
Padahal, ada lebih dari 4 ribu peserta dari berbagai daerah dan mancanegara yang mengikuti even ini.
Sementara, even lain seperti Austral Asia Handgun Championship (AAHC) 2016, pada Agustus lalu, yang diikuti 376 peserta mancanegara dari 23 negara, juga tidak banyak menyumbang pendapatan pajak hotel Surabaya.
Yusron Soemartono, Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Surabaya mengatakan, dari total target pajak hotel 2016, yakni Rp220 miliar, baru tercapai sekitar 70 persen di akhir bulan ini.
Dia menilai, kondisi ekonomi yang belum stabil di Indonesia, juga di dunia, menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Akibatnya, tamu domestik maupun mancanegara lebih memilih hotel budget di Surabaya.
Padahal, pendapatan pajak hotel diharapkan datang dari hotel-hotel berbintang, dengan tarif di atas Rp500 ribu per malam.
“Pajak hotel ini kan 10 persen dari tarif. Jadi kalau tarifnya Rp300 ribu, kan tidak seberapa. Tapi kami tetap optimistis, target ini bisa dipenuhi hingga akhir tahun nanti,” ujarnya.
Menurutnya, kebijakan pemerintah melarang kegiatan aparatur sipil negara di hotel-hotel sejak 2015 lalu, juga sangat berpengaruh pada pendapatan hotel di Surabaya.
Apalagi, pemerintah juga menerapkan kebijakan pemangkasan Dana Alokasi Umum (DAU). Terutama, menurut Yusron, pemangkasan dana perjalanan dinas.
“Hotel Surabaya ini kan mengandalkan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Kebijakan itu tentu saja sangat berpengaruh,” katanya.
Yusron menyebutkan, dampak pelarangan rapat di hotel sangat terlihat pada pendapatan pajak hotel dan restoran Surabaya pada 2015 lalu.
Pada periode itu, dari target Rp200 juta pendapatan pajak hotel, yang masuk ke kas daerah Kota Surabaya tidak lebih dari 85 persennya saja.
Masa jaya pajak hotel di Surabaya, adalah pada 2013 dan 2014 lalu, yang mana target pendapatan pajak hotel Surabaya melebihi 100 persen.
Harapan Pemkot Surabaya hanya pada even-even lokal maupun internasional yang digelar di Surabaya. Misalnya, rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan di Surabaya.
Wiwiek Widayati Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya mengatakan, setiap even yang digelar oleh Pemkot Surabaya, selalu melibatkan pihak hotel dan travel.
“Dengan cara membuat paket wisata yang bisa ditawarkan kepada pelanggan mereka. Semua even yang digelar tahun ini, termasuk rekonstruksi perobekan bendera Belanda (Senin, 19/9/2016) sudah kami sampaikan sejak awal tahun lalu,” ujarnya.
Wiwiek mengatakan, setiap tahun Pemkot Surabaya selalu mendapatkan laporan tiga bulanan okupansi hotel berkaitan dengan even-even yang digelar di Surabaya.
“Saya tidak mengklaim, peningkatan okupansi semuanya karena even yang digelar di Surabaya. Tapi setidaknya, ini yang bisa kami lakukan (penggelaran even) untuk mendorong peningkatan okupansi hotel,” katanya.
Even yang digelar di Surabaya, menurut Wiwiek, seluruhnya telah menjadi komoditas paket wisata yang bisa dijual melalui kerjasama dengan hotel dan travel.
Selain kegiatan peringatan Hari Pahlawan, Kota Surabaya kembali dipilih menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan internasional pada September 2016 ini.
Sharing Best Practice and Experience on Woman and Leadership rencananya melibatkan perwakilan dari 24 negara. Kurang lebih 30 peserta mancanegara mengikuti acara ini.
Para peserta even ini adalah anggota Colombo Plan, sebuah organisasi regional yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan upaya antar pemerintah dalam membangun ekonomi dan sosial negara-negara anggotanya di wilayah Asia-Pasifik.
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengatakan, setelah sukses menggelar PrepCom3, Surabaya mulai kedatangan banyak even internasional.
“Mereka ini, meski menggelar acara di Jakarta, juga meminta agar ada acara yang digelar di Surabaya. Alhamdulillah,” ujarnya.
Sebagai bentuk sambutan, Pemkot Surabaya akan mengajak para peserta dari Colombo Plan itu ke Kampung Pendidikan, Kampung Lawas, Museum Surabaya, dan Posko Layanan Anak.(den/fik)