Kalangan pengusaha muda di Pulau Madura, Jawa Timur meminta pemerintah mendukung upaya peningkatan kompetensi kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sebagai upaya meningkatkan daya saing mereka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Ali Hosnan Ketua Asosiasi Pengusaha Muda Mandiri Indonesia (APMMI) menyatakan kelompok usaha yang paling menentukan maju tidaknya perekonomian masyarakat di daerah nantinya adalah UMKM.
“Makanya, dukungan dari pemerintah untuk kelompok ini sangat penting. Sebab, diakui atau tidak kemampuan mereka dalam banyak hal masih terbatas,” ujarnya seperti dilansir Antara, Sabtu (6/2/2016).
Bentuk dukungan yang dibutuhkan, kata Ali Husnan, adalah dengan memberikan bimbingan dan pelatihan tentang manajemen usaha. Sebab, kelompok usaha mikro di Madura, khususnya di Pamekasan belum memahami tentang manajemen usaha dan strategi bisnis atau pemasaran.
“Jika mereka dibiarkan, kami khawatir justru mereka nantinya tidak akan mampu bersaing dengan masyarakat luar negeri. MEA ini, kan intinya adalah pasar bebas,” kata Ali Husnan.
Pengusaha muda ini menjelaskan, sebenarnya di Madura banyak produk unggulan hasil kerajinan masyarakat setempat yang memiliki potensi bisnis yang menjanjikan.
Ia mencontohkan seperti rengginang lorjuk, dan gura aren semut. Menurut Hosnan, kedua produk hasil kerajinan warga Pamekasan itu, sudah mampu menembus pasar luar negeri.
“Potensi lokal lainnya juga banyak yang menurut hemat kami memiliki peluang bisnis yang menjanjikan,” katanya.
Selain persoalan manajemen, hal lain yang juga perlu diperhatikan pemerintah bagi kelompok UMKM yang ada di Madura ialah pola pikir masyarakat.
“MEA jangan hanya diartikan Masyarakat Ekonomi ASEAN, akan tetapi juga harus dimaknai masyarakat ekonomi aktif,” imbuhnya.(ant/iss/fik)