Jumat, 22 November 2024

PTPN XI Catatkan Laba Tertinggi dalam 20 Tahun

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan

PT Perkebunan Nusantara XI atau PTPN XI mencatatkan laba Rp248 miliar di tahun 2015 dengan produksi gula sebesar 405.000 ton per tahun, menjadi yang tertinggi diantara seluruh PTPN seluruh Indonesia. Padahal di tahun sebelumnya, perusahaan ini sempat menderita kerugian hampir Rp200 miliar.

“Ini adalah hasil jerih payah kami bersama petani. PTPN XI berupaya merubah paradigma pekerja, dari yang slow menjadi cepat. Kalau dulu bersifat birokrat, sekarang tidak. Melalui berbagai perbaikan di seluruh sektor dan support dari petani, PTPN XI berhasil bangkit dan keluar dari kesulitan. Bahkan tahun 2015 PTPN XI mencatatkan laba Rp248 miliar, menjadi yang terbesar dari seluruh perusahaan BUMN pergulaan di Indonesia,” kata Dolly P Pulungan Direktur Utama PTPN XI, saat perayaan Hari Ulang Tahun PTPN XI ke-20 di Surabaya, Kamis (24/3/2016).

Pada kesempatan yang sama, M Cholidi Direktur Sumber Daya Manusia PTPN XI mengungkapkan bahwa untuk tahun ini, perusahaan memproyeksikan produksi gula akan mencapai 450.000 ton dengan rendemen 8,5 persen. Sementara laba diharapkan akan bisa bertahan karena memang di tahun ini baik musim maupun tanaman tebu tidak begitu bagus. Pencapaian laba tahun 2015 sendiri adalah yang terbaik dalam kurun 10 tahun terakhir.

“Tanaman terlahir dalam kondisi stress, dalam kondisi tidak baik akibat kekeringan berkepanjangan di tahun lalu. Makanya pada tahun ini kami berupaya bagaimana produksi tidak turun, produksi tebu bisa mencapai 80 ton per hektar, itu saja sudah cukup. Tetapi pada musim tanam tahun 2016-2017 kami berupaya meningkatkannya melalui berbangkah, salah satunya melalui konversi lahan bekerjasama dengan PTPN XII dan perbaikan tanaman,” ujar Cholidi.

Ada dua hal yang mendasar dalam perbaikan tanaman bersama petani. Pertama tentang bagaimana mengelola tanaman tebu dengan baik dan melakukan mekanisasi tebang angkut dengan baik. “Itu standar yang harus digerakkan bersama, terkoordinir dengan baik. Sebab potensi yang kita miliki sebenrnya lebih baik dari lahan petani Thailand. Jika produksi tebu mereka bisa mencapai 100 ton per hektar maka kita sebenarnya bisa, dalam jangka waktu tiga tahun target kami rata-rata produksi tebu mencapai 100 ton per hektar. Apalagi di sini jug sudah ada lahan PG yang produksinya bisa mencapai 100 ton per hektar,” ujarnya.

Pembenahan tanaman tebu, ujarnya, tidak bisa dilakukan spontan, karena lahan yang akan diperbarui harus disiapkan 6-7 bulan. Lahan harus dibersihkan dari tanaman tebu sebelumnya, dan harus disiapkan bibit lebih dahulu. Dan sejak awal tahun ini, bibit tebu sudah disiapkan untuk musim tanam 2016-2017.

Untuk mempermudah petani dalam mendapatkan pinjaman, PTPN XI juga telah bekerjasma dengan berbagai pihak perbankan. Total dana yang kan digelontorkan oleh perbankan, baik bank Pemerintah maupun swasta untuk petani tebu di wilayah kerja PTPN XI mencapai Rp 700 miliar.

“Karena memperbaiki tanaman tebu butuh biaya besar, bongkar dan mengganti tanaman tebu ini sangat besar. Untuk tanam bagus, bibit harus baik , pupuk harus benar dan sesuai kebutuhan dan dikelolah dengan baik. Jadi kisaran biaya di kebun bisa mencpai Rp 17 hingga Rp 20 juta per hektar. Tetapi dengan langkah ini produksi akan naik.
Anggap produksi mencapai 100 ton per hektar, pendapatan petani sekitar 50 juta, dikurangi biaya dan sebagainya, bisa dikatakan 30 juta adalah margin untuk petani,” tekannya. Jika ini bisa dicapai maka gairah petani pasti akan bangkit kembali.

Pada kesempatan yang sama, Arum Sabil Ketua Umum Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, mengatakan bahwa pencapaian PTPNXI di usianya yang ke-20 tahun ini sangat luar biasa. Pada 2008, PTPN XI telah mengalami produksi sangat besar , tetapi karena pergantian direksi, akhirnya mengalami masa sulit. Puncak kejatuhannya terjadi pada tahun 2013-2014 sampai titik nadhir.

“Sampai mengganti karyawan saja sulit saat itu. Setelah itu ada pergantian rezim, masuk pada awal 2015. Disamping ada sinergi dengan berbagai pihak, termasuk petani, dan alam juga baik sehingga berhasil mencatatkan laba cukup besar dan bisa mengembalikan kerugian. Tetapi pada 2016 ada tantangan baru. PTPN XI harus beradaptasi dengan mesin, ada proses adaptasi, proses revitalisasi. Ini tidak mudah. Tetapi pada tahun 2017, saya optimis PTPN XI akan menjadi nomor satu di Indonesia, tidak hanya dari segi produktifitas dan laba, tetapi juga telah bisa memenuhi selera pasar. Bagaimana gula diproses sesuai selera pasar,” ujar dia.(dop)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs