Kapal Roro (roll on-roll off) diharapkan bisa mengurangi disparitas harga antara satu daerah dengan daerah lainnya di Indonesia dengan mendukung layanan transportasi laut jarak pendek.
“Jika kapal-kapal roro ini melayani rute antar daerah di kepulauan, maka permasalahan logistik hingga ekonomi akan tertangani, seperti harga daging di Surabaya yang berbeda dengan di Pulau Sapeken, Madura,” ujar Bambang Jatmiko Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Laut Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Jatim, Rabu (27/1/2016) dalam Forum Maritim Jatim di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya.
Bambang mengatakan, baru-baru ini KM Marina Srikandi sudah melayani rute dari pantai Boom di Banyuwangi menuju Jimbaran, Bali.
“Itu ditempuh dengan waktu hanya dua jam. Hal ini bisa menjadi terobosan bagi kapal roro lainnya untuk melayani rute jarak dekat,” kata dia.
DLLAJ Jatim sendiri juga berupaya untuk membangun pelabuhan sebanyak mungkin sesuai dengan konsep tol laut yang dicanangkan oleh pemerintah. Harapannya, disparitas harga bisa menurun hingga di bawah 13,5 persen.
“Kondisi saat ini disparitas harga kebutuhan pokok antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur secara rata-rata lebih dari 35 persen. Untuk angkutan barang terjadwal, tentunya bisa diturunkan, atau menormalkan harga barang di mana pun,” katanya.
Sementara itu, Saut Gurning pengamat transportasi laut Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya mengatakan, pemerintah harus benar-benar serius untuk memperbaiki infrastruktur serta sarana dan prasarana untuk mewujudkan konsep tol laut.(dop/rst)