Sabtu, 23 November 2024

Jatim Deflasi, Tapi Harga Emas dan Rokok Kretek Tetap Tinggi

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Teguh Pramono Kepala BPS Jatim saat diwawancarai wartawan, Selasa (1/3/2016) di Surabaya. Foto: Dodi suarasurabaya.net

Pada bulan Februari 2016 provinsi Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,10 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,33 persen sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi masing-masing sebesar 0,12 persen.

Untuk Kota Surabaya sendiri juga mengalami deflasi sebesar 0,11 persen.

“Iya pada bulan Februari 2016, harga-harga barang dan jasa di Jawa Timur mengalami penurunan dibanding bulan Januari. Bahkan, deflasi Jatim ini lebih rendah daripada nasional yang mencapai 0,09 persen,” kata Teguh Pramono Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim kepada wartawan, Selasa (1/3/2016) di Surabaya.

Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi tertinggi di Jawa Timur di bulan Februari 2016 adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,53 persen. Diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,38 persen.

“Dan yang terakhir adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,21 persen,” kata Teguh.

Namun, kata Teguh, ada 2 kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi di bulan Februari 2016 yaitu kelompok sandang sebesar 0,88 persen dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,42 persen.

Teguh mengatakan emas dan perhiasan adalah kelompok barang sandang yang mengalami inflasi tertinggi di Jawa Timur. Menurut dia, ada dua kemungkinan kenapa emas dan perhiasan mengalami kenaikan harga di bulan Februari 2016.

“Yang pertama adalah mungkin emas sudah menjadi fashion atau trend penampilan di masyarakat. Yang kedua, sebagian masyarakat kita nampaknya masih suka menabung dalam bentuk emas. Yang suatu saat bisa dicairkan menjadi uang untuk bayar kebutuhan pokok seperti bayar uang sekolah anak,” ujar dia.

Sementara itu, Teguh mengatakan inflasi yang dialami kelompok rokok dan tembakau merupakan konsekuensi dari naiknya bahan dasar pembuatan rokok.

“Kalau rokok kretek, mungkin karena harga bahan dasarnya yang naik ya. Seperti harga tembakau itu yang semakin tinggi sekarang,” katanya.

Menurut Teguh, deflasi yang terjadi di Jawa Timur pada bulan Februari 2016 ini merupakan yang kedua kalinya dalam 11 tahun terakhir.

Sebelumnya, deflasi juga terjadi di bulan februari 2015 sebesar 0,52 persen.(dop/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs