
Damhuri Nasution ekonom senior Danareksa Research Institute mengatakan bahwa para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia masih menunggu kestabilan perekonomian Tiongkok.
Menurut dia, banyak investor yang menganggap perekonomian Tiongkok akan mengalami hard landing (perlambatan ekonomi secara mendadak) pada tahun ini.
“Banyak investor yang berpikir kalau Tiongkok akan hard landing. Saya pikir tidak, karena sejak dulu diprediksi hard landing tapi nyatanya juga masih stabil-stabil saja meskipun menurun. Tapi tidak sampai hard landing. Ingat, kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah Tiongkok seperti penurunan suku bunga dan ekspansi fiskal tahun lalu akan terasa dampaknya tahun ini. Saya rasa perekonomian Tiongkok akan lebih baik tahun ini daripada tahun lalu,” kata dia kepada suarasurabaya.net, Rabu (3/2/2016) di Surabaya.
Selain itu, para investor juga masih menunggu arah kebijakan moneter Indonesia ke depannya. Namun menurut dia arah kebijakan moneter Indonesia saat ini sudah berjalan ke arah yang benar.
“Penurunan suku bunga acuan (BI Rate) 25 basis poin itu bagus untuk menumbuhkan ekspektasi pelaku pasar. Dan kebijakan ini bagus juga bagi pertumbuhan investasi di Indonesia. Karena penurunan suku bunga akan membuat perekonomian Indonesia bisa kembali menggeliat,” kata Damhuri.
Namun menurut Damhuri, pasar modal di Indonesia masih sangat menarik bagi investor karena adanya ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik daripada tahun lalu.
“Tahun ini kan prediksinya bisa sampai 5, 3 atau 5,4 persen ya pertumbuhan ekonominya. Dengan perekonomian yang lebih baik, maka kinerja pasar modal akan semakin bagus. Karena akan membuat kinerja perusahaan semakin bagus juga. Itu akan menarik investor ke bursa. Investor akan masuk ke pasar modal,” ujar dia. (dop/rts)