Arcandra Tahar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Indonesia saat ini baru mampu memproduksi minyak 800 ribu barel per hari. Padahal, kapasitas minyak di Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari.
“Ini menunjukan terdapat sisa kapasitas yang belum diproduksi. Sebagian bahan bakar masih impor. Ini bisa menimbulkan krisis energi, terlebih lagi jika ada embargo,” kata Arcandra Tahar, pada talkshow bertema Kemandirian Energi di Graha Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sabtu (29/10/2016).
Arcandra menambahkan, saat ini pemerintah fokus pada sektor energi dan Pertamina harus bisa mengelola daerah yang menjadi wilayah kontrak minyak dan gas bumi. Terutama blok yang masa kontraknya habis, tidak bisa diperpanjang.
“Blok yang sudah dua kali diperpanjang menjadi hak pemerintah sepenuhnya,” ujar alumnus ITB ini.
Dia menjelaskan, tender selanjutnya bisa diberikan untuk Pertamina sebagai pemegang prioritas untuk pengelolaan blok tersebut
“Sekiranya mampu (Pertamina, red) diberikan saja. Karena dalam pembangunan kilang merupakan sebagian dari strategi kedaulatan energi. Guna mewujudkan kemandirian energi dengan membangun kilang baru yang menjadi sebuah keharusan sebagai bagian membangun keamanan (ketersediaan) energi,” ujarnya.(bry/iss/fik)