Sabtu, 23 November 2024
Evaluasi Kinerja Ekonomi 2016

Ekonomi Jatim Tahun 2017 Diyakini akan Lebih Mapan

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Tabel pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terjadi di Jawa Timur. Foto : Istimewa

Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2017 diyakini akan lebih kencang dibanding dua atau bahkan tiga tahun sebelumnya. Meski demikian, pondasi ekonomi harus terus diperkuat agar pertumbuhan tetap kokoh dan tidak mudah terpengaruh kondisi global yang penuh ketidakpastian.

Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur Jawa Timur, mengatakan, hasil evaluasi kinerja perekonomian Jawa Timur selama 2016 sangat membanggakan meskipun masih ada beberapa catatan yang harus diperbaiki.

“Kita patut bersyukur, sampai dengan Kuartal III Tahun 2016, Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur mencapai 5,57 Persen. Sementara itu, tingkat inflasi sampai kuartal yang sama hanya 1,96 persen atau jauh di bawah pertumbuhan ekonomi,” kata Gus Ipul, Senin (26/12/2016).

Dari data yang ada, pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur hanya 5,34 persen padahal saat itu inflasi mencapai 3,08 Persen. Bahkan pada tahun 2014 Jawa Timur sempat mengalami situasi yang sulit karena harus menyesuaikan dengan kenaikan BBM dimana saat itu inflasi di Jawa Timur sempat lebih tiggi dari pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2014 inflasi di Jawa Timur mencapai 7,59 persen padahal pertumbuhan ekonomi saat itu hanya 5,86 persen.

Ada beberapa faktor yang menjadikan perekonomian Jawa Timur pada tahun 2016 ini masih digdaya di tengah krisis perekonomian global. Beberapa faktor penguat itu, kata Gus Ipul, yang pertama adalah adanya peningkatan investasi yang terus masuk ke Jawa Timur.

“Saat ini nilai investasi di Jatim mencapai Rp300 triliun dan kami targetkan akan meningkat Rp150 triliun lagi,” kata Gus Ipul. Peningkatan Rp150 triliun sekaligus untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi yang di tahun 2017 ditargetkan sebesar 5,6-5,7 persen.

Selain investasi, faktor yang juga menjadikan pondasi perekonomian di Jawa Timur kuat adalah konsumsi masyarakat, belanja Pemerintah yang tepat sasaran serta nilai impor dan ekspor yang stabil.

“Sektor yang jadi penopang adalah industri olahan sebesar 38 persen, perdagangan 17,5 persen dan sektor pertanian sebesar13 persen,” kata Gus Ipul.

Di tahun 2017 mendatang, beberapa strategi juga telah disiapkan guna menjaga peningkatan perekonomian. Diantaranya dengan tetap menjaga konsumsi masyarakat agar tetap mencintai produk dalam negeri.

Belanja daerah dengan menggunakan anggaran negara juga akan lebih fokus pada sektor yang mampu mengungkit perekonomian masyarakat.

Selain itu perdagangan dalam negeri juga akan diperkuat di tengah perdagangan luar negeri yang terus melambat. Penguatan dilakukan dengan menggenjot neraca perdagangan antar pulau yang saat ini terus mengalami kenaikan.

“Sektor industri juga akan kami perkuat dengan mendorong revitalisasi mesin dan produk. Masalah industri kita ada pada daya saing karena teknologinya tertinggal. Makanan dan minuman misalnya, saat ini masih menggunakan kemasan lama,” ujar Gus Ipul.

Dengan beberapa langkah ini, Gus Ipul yakin perekonomian Jawa Timur akan tetap berada di jalur yang lurus yang ujungnya akan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. (fik)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs