Hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menunjukkan inflasi bulan Juli sebesar 0,76 persen. Dari jumlah ini, delapan kota yang dipantau seluruhnya mengalami inflasi.
“Di Jatim inflasi terbesar terjadi di Madiun sebesar 0,85 persen,” kata Teguh Pramono Kepala BPS Jawa Timur ketika memberikan keterangan pers, Senin (1/8/2016). Di bawah Madiun disusul Kota Surabaya sebesar 0,83 persen, Kota Kediri dan Kota Malang masing-masing sebesar 0,78 persen, Kabupaten Sumenep dan Kota Probolinggo masing-masing sebesar 0,63 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,43 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,42 persen.
Teguh mengatakan, dari tujuh kelompok pengeluaran, semuanya juga mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,48 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,89 persen, kelompok sandang dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan masing-masing sebesar 0,80 persen.
Selain itu juga kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing sebesar 0,43 persen, dan inflasi terendah pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,24 persen.
Sementara itu dalam kesempatan ini BPS juga merilis jumlah Kuningan wisatawan manca negara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan Juni 2016 mencapai 14.755 kunjungan atau turun sebesar 19,75 persen dibanding jumlah wisman bulan Mei 2016 yang sebanyak 18.386 kunjungan.
Secara kumulatif, jumlah wisman Januari–Juni 2016 mencapai 95.850 kunjungan atau naik sebesar 1,83 persen dibanding jumlah wisman periode yang sama tahun 2015 yang mencapai 94.129 kunjungan. (fik/ipg)