Sabtu, 23 November 2024

Defisit APBN-Perubahan 2015 Capai 2,8 Persen

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi.

Kementerian Keuangan mencatat realisasi defisit anggaran pada APBN-Perubahan 2015 mencapai Rp318,5 triliun atau sekitar 2,8 persen terhadap PDB, lebih tinggi dari proyeksi defisit anggaran sebelumnya.

“Realisasi defisit anggaran ini lebih tinggi dari target dalam APBN-P tahun 2015 sebesar Rp222,5 triliun atau 1,9 persen terhadap PDB,” kata NE Fatimah Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan dalam keterangan tertulis yang dilansir Antara, Minggu (3/1/2016).

Tingginya realisasi sementara defisit anggaran ini terjadi karena pendapatan negara hingga akhir 2015 hanya Rp1.491,5 triliun, padahal penyerapan belanja negara mencapai Rp1.810 triliun.

Realisasi pendapatan negara Rp1.491,5 triliun hanya 84,7 persen dari target Rp1.761,6 triliun yang disumbangkan dari penerimaan perpajakan Rp1.235,8 triliun atau 83 persen dari target Rp1.489,3 triliun dan penerimaan negara bukan pajak Rp252,4 triliun atau 93,8 persen dari target Rp269,1 triliun.

Rendahnya realisasi penerimaan perpajakan itu terjadi karena ada perlambatan ekonomi pada sektor industri pengolahan dan pertambangan serta melemahnya impor dan turunnya harga komoditas yang menjadi ekspor utama Indonesia.

Namun pendapatan dari PPh Non Migas meningkat 19 persen menjadi Rp547,5 triliun dibandingkan realisasi 2014. Secara keseluruhan, realisasi pajak non migas mencapai Rp1.005,7 triliun atau tumbuh 12 persen.

Dengan demikian, realisasi pajak total gross, setelah memperhitungkan kas yang dialokasikan untuk restitusi pajak, mencapai Rp1.150 triliun, sedangkan realisasi pajak total netto tercatat mencapai Rp1.055 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja negara Rp1.810 triliun atau 91,2 persen dari pagu Rp1.984,1 triliun, rinciannya terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp1.187,1 triliun atau 90 persen dari pagu Rp1.319,5 triliun serta transfer ke daerah dan dan dana desa Rp623 triliun atau 93,7 persen dari pagu Rp664,6 triliun.(ant/iss/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs