Akibat cuaca ekstrem puluhan ribu ternak unggas di Lumajang diserang flu burung dan tetelo. Untuk flu burung, beberapa waktu lalu serangan terjadi di peternakan itik Desa Karangrejo, Kecamatan Kunir dengan kematian mencapai 10 ribu ekor.
“Bangkai itik yang berjumlah 10 ribu ekor di kandang tersebut, langsung dibakar lalu kubur agar penyakit ini tidak menyebar. Hasil dari penanganan yang kami lakukan, serangan flu burung tidak sampai menyebar ke perternakan lainnya,” kata Gatot Subiyantoro Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Lumajang, kepada Sentral FM, Senin (5/12/2016).
Gatot mengatakan, cuaca ekstrem juga menyebabkan serangan penyakit tetelo pada ternak unggas. Penyakit tetelo yang menyebabkan leher ternak bertekuk atau melungker telah menyerang merata di setiap peternakan itik dan ayam buras yang ada di Lumajang. Ternak ayam buras yang terserang mencapai ribuan ekor.
“Untuk mengatasinya, ternak unggas yang terserang langsung dipotong dan dagingnya bisa dikonsumsi. Karena penyakit tetelo tidak berbahaya atau berdampak terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi dagingnya,” katanya.
Disnak Lumajang meminta kepada para peternak ayam buras yang terserang penyakit tetelo untuk memberikan pakan tambahan dan vaksinasi. Hujan yang hampir setiap hari mengguyur, menyebabkan ketahanan tubuh ternak kurang baik.
“Kebersihan kandang juga harus harus dijaga. Selain itu, dalam kondisi cuaca ekstrim seperti ini, kami sering bagi-bagi disinfektan dan vaksin secara gratis kepada kepada peternak sebagai pencegahan,” katanya.
Sekadar diketahui, potensi ternak unggas di Lumajang memang potensial, populasi ternaknya sangat besar dalam setiap musim panen. Untuk ayam buras, populasinya mencapai 900 ribu ekor.
Unggas ini masa peliharanya dimulai dari bertelur pada usia 6 bulan, mengeram selama 21 hari dan mulai produksi dengan menghasilkan anak ayam pada usia 8 bulan. “Masa produktifnya selama 2 tahun sebelum afkir,” katanya.
Sementara, jumlah populasi itik mencapai 500 ribu ekor setiap maasa panen. Masa pemeliharaan hingga panen itik, relatif sama dengan ayam buras. Populasi yang trerbanyak adalah ayam potong yang mencapai 2 juta ekor setiap panen.
“Dari populasi ini yang diserap masyarakat Lumajang hanya 25 persen dan sisanya dikirikm ke berbagai daerah oleh perusahaan mitra peternak,” katanya.
Untuk komoditi itik, telurnya dikirim ke Bali dan Surabaya. Sedangkan untuk itik potong banyak dikirimkan untuk memenuhi permintaan dari Madura dan Bali. Sekali kirim bisa mencapai ribuan telur. (her/bid)